Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat (
AS) akan memangkas produksi
minyak secara besar-besaran di tengah pandemi
virus corona. Pemangkasan produksi ini tercatat yang terbesar sepanjang sejarah sejak 1976 silam.
Padahal, AS memiliki perjanjian pemangkasan gradual dengan beberapa negara penghasil minyak lainnya.
Dikutip dari
CNN, Badan Energi Nasional (International Energy Agency/IEA) mengungkap pemangkasan ini dilakukan lantaran harga minyak dunia sedang anjlok. Di sisi lain, pasokannya berlimpah karena merosotnya permintaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga minyak mentah berjangka AS turun hingga US$19,20 per barel, level terlemah sejak Februari 2002, pada Rabu (15/4). Harga minyak mentah ini telah turun sekitar 60 persen tahun ini karena negara-negara membatasi pekerjaan, perjalanan, dan kehidupan sosial akibat pandemi covid-19.
IEA memperkirakan pada Desember 2020, produksi minyak AS akan turun sekitar 2 juta barel per hari lebih rendah dari periode yang sama pada 2019. Sedangkan, negara-negara penghasil minyak utama, termasuk Arab Saudi dan Rusia, sepakat untuk memangkas produksi mereka sebesar 9,7 juta barel per hari sepanjang Mei dan Juni.
Kesepakatan ini menjadi salah satu inisiatif Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Namun, setelah dilakukan pemangkasan produksi, langkah ini dinilai masih belum cukup untuk menghadapi anjloknya permintaan minyak.
Namun, IEA melihat pengurangan produksi ini menjadi awal yang baik untuk membantu mengurangi kelebihan pasokan di masa mendatang. IEA memperkirakan permintaan global pada April akan turun 29 juta barel per hari, dibandingkan dengan tahun lalu.
Penurunan tersebut mencapai tingkat yang terendah yang pernah terjadi pada 1995. Untuk tahun ini, permintaan akan turun dengan rekor 9,3 juta barel per hari. Penurunan permintaan terjadi ketika dunia kehabisan tempat untuk menyimpan minyak.
Badan Energi Internasional memperingatkan bahwa penumpukan tersebut akan membanjiri logistik industri minyak, seperti kapal, pipa dan tangki penyimpanan dalam beberapa minggu mendatang.
Perusahaan dengan neraca terlemah harus menghemat uang dengan meninggalkan proyek-proyek pemboran yang mahal dan meninggalkan pekerja mereka. Produsen yang berencana untuk memotong pengeluaran tahun ini pun sudah memangkas anggaran.
Menurut Badan Energi Internasional, pengebor independen telah memotong pengeluaran hingga 40 persen. Sementara, perusahaan minyak besar, seperti Exxon Mobil, Chevron dan BP memangkas perkiraan mereka untuk produksi AS tahun ini.
Selama empat minggu terakhir, produsen telah menganggur 26 persen dari rig minyak aktif di Amerika Serikat.
"Sementara di masa lalu, perlu empat hingga lima bulan untuk penurunan harga sebagai dampak pengeboran baru. Selain itu, lima hingga enam bulan lagi saat output mulai menurun, kecepatan di mana industri menyesuaikan waktu. Namun, saat ini jauh lebih cepat," kata Badan Energi Internasional.
[Gambas:Video CNN] (age/bir)