Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan (Menkeu) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Chatib Basri menilai pemerintah masih dapat menambah realokasi anggaran untuk penanganan dampak
virus corona. Saat ini, pemerintah menyiapkan tambahan belanja sebesar Rp405,1 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (
APBN) 2020 guna mengatasi dampak pandemi covid-19.
"Direktorat Jenderal Anggaran bersama eselon I lain harus melakukan realokasi anggaran. Bisa dipertajam? Mungkin masih bisa," ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (21/4).
Ia menuturkan alokasi dana yang disiapkan pemerintah memang lebih tinggi dari sejumlah negara seperti Italia, Spanyol, dan Prancis. Namun, lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara maju seperti AS dan Australia yang menyisihkan 10 persen dari PDB mereka. Sedangkan Indonesia, jumlah dana Rp405,1 triliun tersebut baru setara dengan 2,5 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, sejumlah pos yang masih dapat disisir meliputi anggaran perjalanan dinas, belanja modal, dan belanja modal fisik. Sebab, di tengah penyebaran virus anggaran tersebut tidak mungkin direalisasikan tahun ini. Ia menegaskan realokasi tersebut sangat membutuhkan sinergi dari masing-masing kementerian dan lembaga.
"Covid-19 ini, sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi diprediksi sampai akhir, mudah-mudahan betul. Ditunda dulu deh itu (belanja) dan ini fokus kepada tiga hal, lalu 2021 baru mulai realokasi budget yang lain," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pemerintah terus menyisir alokasi belanja yang bisa dialihkan untuk penanganan virus corona. Rinciannya, penghematan belanja daerah sebesar Rp383,4 triliun dan belanja modal pemerintah Rp145,7 triliun. Bendahara negara juga akan menyisir belanja tidak prioritas yang totalnya mencapai Rp173, 8 triliun.
Selain itu, belanja perjalanan dinas dan pertemuan sekitar Rp49,9 triliun.
"Ini penghematan, bukan dipotong untuk disimpan tapi diubah alokasinya untuk pelaksanaan penanganan covid-19, menangani kesehatan, bantuan sosial dan untuk membantu dunia usaha," ujar Ani, panggilan akrabnya, beberapa waktu lalu.
[Gambas:Video CNN] (ulf/sfr)