KKP Minta Erick Thohir Bantu Serap Tangkapan Nelayan

CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2020 20:10 WIB
Hasil Tangkapan ikan nelayan Kamal Muara, sebagian besar merupakan ikan teri, ikan tembang, dan udang rebon. Curhatan dari para nelayan, akibat adanya reklamasi hasil dari Sero mereka sangat turun drastis tidak sebanyak dahulu. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
KKP meminta Erick Thohir bantu serap tangkapan ikan nelayan yang tertekan virus corona. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta dukungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk menyerap hasil tangkapan nelayan yang tengah tertekan virus corona.

Menteri KKP Edhy Prabowo menyebut dukungan diperlukan demi memastikan kelangsungan hidup para pekerja di sektor kelautan dan perikanan.

"Kami sudah berkoordinasi masif dengan kepala daeerah dan kepala dinas dan dengan Menteri BUMN mana kala harga jatuh, salah satu upayanya dibeli oleh BUMN," jelasnya lewat video conference pada rapat kerja dengan komisi IV DPR RI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edhy meminta Erick Thohir agar dalam membantu nelayan, Kementerian BUMN bisa melibatkan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Pelibatan perlu dilakukan karena perusahaan pelat merah seperti Perum Perindo dan PT Perikanan Nusantara (Persero) atau yang dikenal dengan Perinus, tak memiliki kas memadai untuk menyerap hasil tangkapan nelayan.

"Perinus dan Perindo uang mereka tidak banyak, Bank Himbara melalui surat Menteri BUMN bisa memberikan pinjaman," jelasnya.

Dia menjamin kedua perusahaan negara tak mengalami kerugian akibat menyerap hasil tangkapan nelayan . Menurutnya, kualitas hasil laut Indonesia cukup baik dan tahan untuk disimpan untuk jangka waktu tertentu.

Selain BUMN, Edhy juga meminta para pelaku usaha untuk menjalankan fungsi tanggung jawab sosial (CSR) mereka agar harga ikan dan udang di pasaran terjaga. Pihak swasta pun, kata dia, dapat membantu menyerap hasil tangkapan nelayan.

[Gambas:Video CNN]
"Mungkin ada binaan koperasi usaha pengumpulan ikan di daerah bisa diusulkan menggunakan BLU sebagai modal kerja dan modal usaha, kalau berhubungan dengan masyarakat banyak pasti bisa dilakukan," usulnya.

Sejumlah nelayan mengeluh. Virus corona yang menyebar luas di dalam negeri belakangan ini telah membuat hasil tangkapan mereka tak lagi laris dibeli oleh masyarakat.

Malang tak dapat ditolak, karena permintaan yang seret, harga ikan pun jatuh. Otomatis, pendapatan pun ikut anjlok.

Asmania, misalnya. Perempuan nelayan asal Pulau Pari mengatakan sejak wabah menyebar harga ikan tangkapannya yang biasanya laku Rp15 ribu per kilogram (kg) kini anjlok jadi Rp7 ribu-Rp8 ribu.

Cumi yang biasanya bisa dijual Rp60 ribu-Rp70 ribu per kg, kini mentok hanya laku sekitar Rp30 ribu per kg.

 "Harga turun drastis selama ada virus corona karena permintaan juga turun. Ketika kami semua melaut, hasil tangkapan di darat tidak laku," ungkap Asmania kepada CNNIndonesia.com, Senin (21/4).

Bukan hanya harga yang turun, Asmania menyatakan tekanan terhadap nelayan semakin menjadi karena tempat pelelangan ikan saat ini juga tak menerima hasil tangkapannya. Mereka tak mau karena semua pihak mengirim hasil tangkapannya ke pelelangan, sehingga banyak ikan yang menumpuk di tempat tersebut.

"Dari mana-mana ke pelelangan semua, menumpuk semua di sana tapi pembeli tidak ada. Jadi pelelangan tidak menerima," ujar Asmania.



(wel/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER