Pandemi Corona Buat Krisis Maskapai Terburuk Sepanjang Masa

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2020 09:39 WIB
CHICAGO, IL - MAY 20: A United Airlines Boeing 787 Dreamliner taxis to a gate at O'Hare International Airport after taking off from Houston with United CEO Jeff Smisek, Boeing Company CEO Jim McNerney and more than 250 other passengers on board May 20, 2013 in Chicago, Illinois. The flight was the first passenger flight for the Boeing Dreamliner since it was grounded for electrical problems in January.   Scott Olson/Getty Images/AFP
Wabah virus corona membuat perusahaan penerbangan merugi miliaran dolar AS pada kuartal I 2020. Ilustrasi. (Scott Olson/Getty Images/AFP).
Jakarta, CNN Indonesia -- Industri penerbangan diterpa krisis terhebat sepanjang masa imbas wabah virus corona. Pandemi ini bak badai yang membuat pesawat-pesawat gagal terbang.

Menurut United Airlines wabah penyakit yang mulai muncul pada Desember 2019 itu menyebabkan permintaan perjalanan udara turun drastis.

Analis yang disurvei penyedia data infrastruktur dan pasar keuangan, Refinitiv, memperkirakan pendapatan maskapai turun lebih dari 200 persen pada kuartal pertama. Tak berbeda jauh, data Factset juga menyebut setiap maskapai akan merugi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari CNN.com, perusahaan penerbangan diprediksi mengalami kerugian miliaran dolar AS pada kuartal I 2020. Padahal, periode yang sama tahun lalu masih mencetak laba.

United menyebut telah menelan kerugian hingga US$2,1 miliar atau Rp32,7 triliun pada kuartal pertama, sementara kerugian operasi akan mencapai US$1 miliar sekitar Rp15,5 triliun.

Situasi ini merupakan yang terburuk sepanjang sejarah. Penurunan perjalanan udara setelah serangan 11 September 2001 atau resesi 2008 hingga 2009 bukan tandingan bagi imbas pandemi virus corona.

United, Delta, dan America, yang merupakan operator utama di AS saat ini sebelumnya tak pernah melaporkan kerugian dalam lebih dari lima tahun.

Sebenarnya pada Januari, Februari, hingga awal Maret bisnis maskapai berlangsung normal sebelum kemudian terjun bebas.

Administrasi Keamanan Transportasi AS mencatat jumlah orang di bandara turun 95 persen dibanding April tahun lalu. Sebelumnya pada Maret tercatat penurunan 51 persen.

Maskapai-maskapai sudah memangkas jadwal penerbangan bulan Mei hingga 90 persen dan memprediksi kondisi yang sama bakal berlanjut setidaknya hingga 2021.

Untuk menghadapi krisis, kongres AS menyetujui hibah dan pinjaman berbunga rendah senilai US$25 miliar sekitar Rp389 triliun, dengan syarat maskapai tidak memberlakukan pemutusan hubungan kerja, merumahkan karyawan, atau pemotongan gaji terhadap 750 ribu karyawan hingga September.

Analis maskapai JPMorgan Chase menulis pekerja industri maskapai akan menghitung hari hingga Oktober atau setelah melewati batas durasi syarat pemerintah AS.

"Sayangnya kami tidak melihat cara maskapai penerbangan AS untuk menghindari PHK besar-besaran," tulis Jamie Baker.

[Gambas:Video CNN]

(nva/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER