Harga Minyak Anjlok Tak Berdampak Besar pada Tarif Listrik

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2020 08:56 WIB
Warga memeriksa meteran listrik, Warga memeriksa meteran listrik, di Rumah Susun Tanah Tinggi, Jakarta, Selasa, 20 Januari 2015. Pemerintah mengagendakan program pembangunan kelistrikan berkapasitas 35.000 megawatt (MW) selama lima tahun ke depan. Sebesar 25.000 MW di antaranya akan digarap oleh Independent Power Producer (IPP) swasta, sedangkan sisanya akan diselesaikan oleh PT PLN (Persero). CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
PLN menilai penurunan harga minyak tak berdampak banyak pada formulasi tarif listrik. Ilustrasi. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menyatakan dampak anjloknya harga minyak mentah dunia tak akan berpengaruh signifikan terhadap pembentukan tarif listrik. Pasalnya, jumlah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) milik perusahaan hanya 4 persen dari total pembangkit yang ada.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan mayoritas sumber pembangkit listrik perusahaan saat ini adalah batu bara, gas, dan energi baru terbarukan (EBT). Ia bilang PLN tak lagi banyak mengandalkan PLTD.

"Kalau harga minyak turun sangat besar itu dampaknya tidak besar karena sumber energi bahan bakar minyak (BBM) hanya tinggal 4 persen saja," ucap Zulkifli dalam video conference, Rabu (22/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Pengamat Energi dari Energy Watch Indonesia Mamit Setiawan menyatakan pelemahan minyak dunia juga akan mempengaruhi tarif listrik. Sebab, salah satu komponen Biaya Pokok Penyediaan (BPP) adalah minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP).

Pada Maret lalu, ICP tercatat jatuh 39,5 persen dari US$56,61 per barel menjadi US$34,23 per barel. Diproyeksi, ICP April akan berada di bawah US$30 per barel.

"Untuk tarif listrik saya kira ini merupakan berkah bagi PLN karena dalam menentukan BPP mereka ada salah satu komponennya ICP. Tinggal nanti PLN berhitung kembali apakah mereka dalam posisi untung atau tetap merugi, karena tarif listrik sudah cukup lama tidak naik," kata Mamit.

Sebagai informasi, harga minyak mentah dunia sempat minus hingga US$37 per barel pada Selasa (21/4). Trennya hari ini masih melemah, meski tidak minus.

Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni anjlok 24 persen ke posisi US$19,33 per barel. Angka itu merupakan posisi terendah sejak Februari 2002 lalu.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni jatuh US$8,86 atau 43 persen ke US$11,57 per barel.

[Gambas:Video CNN]

(sfr/aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER