4,4 Juta Orang di AS Tagih Tunjangan Pengangguran

CNN Indonesia
Jumat, 24 Apr 2020 11:19 WIB
A man wears a mask as uses his cellphone at Times Square in front of an American flag on March 5, 2020  in New York City. (Photo by Johannes EISELE / AFP)
Sebanyak 4,4 juta orang di AS meminta tunjangan pengangguran dari pemerintah di tengah pandemi virus corona. Ilustrasi. (AFP/Johannes Eisele)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 4,4 juta orang di Amerika Serikat (AS) meminta tunjangan pengangguran dari pemerintah, seiring meningkatnya gelombang PHK di tengah pandemi virus corona.

Departemen Tenaga Kerja AS mengaku ada lonjakan data pengangguran dalam lima pekan terakhir. Bahkan, kenaikan jumlah pengangguran tercatat yang tertinggi sepanjang sejarah.

Bila menggunakan perhitungan musiman, secara total terdapat 26,5 juta pekerja AS yang mengajukan tunjangan pengangguran sejak 14 Maret.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Depnaker AS menyebut tidak semua pengajuan tunjangan pengangguran akan dibayarkan, mengingat ada syarat kelayakan yang ditentukan.

Sekitar 26 persen angkatan kerja di Hawaii, yang menyandarkan ekonomi pada sektor pariwisata, telah mengajukan tunjangan selama lima pekan terakhir. Di Kentucky dan Michigan terdapat 24 persen pekerja mengajukan klaim lebih awal.

Sekitar 16,2 persen dari angkatan kerja AS mengalami PHK, dirumahkan, atau pengurangan jam kerja selama pandemi virus corona.

Namun, jumlah pengajuan tunjangan mulai turun selama tiga pekan terakhir. Angka tertinggi tercatat pada pekan terakhir Maret yang mencapai 6,9 juta. Meski demikian, tetap ada jutaan pengajuan pengangguran setiap pekan. Hal ini jauh berbeda dengan situasi sebelum terjadi penyebaran penyakit covid-19.

Padahal, beberapa bulan lalu, pengajuan pengangguran per pekan tak sampai 200 ribu. Menurut Heidi Shierholz, Ekonom di Economic Policy Institute, jumlah klaim meningkat 20 kali dibandingkan sebelum masa penyebaran virus corona atau sekitar lima kali lebih buruk dibanding selama krisis keuangan 2007-2009 silam.

Sementara, menurut Kepala Ekonom AS di Capital Economics Paul Ashworth, penurunan jumlah pengangguran tidak berarti mengindikasikan perubahan positif.

Studi awal menunjukkan pekerja berpenghasilan rendah sangat berisiko kehilangan pekerjaan. Sementara, kaum minoritas seperti keluarga kulit hitam dan keturunan Spanyol diprediksi menanggung beban biaya ekonomi akibat krisis ini.

Menghadapi situasi yang berkembang, AS terus berupaya memproses volume pengajuan tunjangan pengangguran. Agen negara bagian Florida mengatakan telah membayar setidaknya 14 persen dari pengajuan yang diterima pada 15 Maret.

Lebih dari seperempat pengajuan di Florida ditolak karena para pelapor dinyatakan tidak memenuhi syarat program tunjangan pengangguran reguler. Sementara yang lain, kemungkinan masih memenuhi syarat untuk mendapat program bantuan pengangguran di tengah corona yang dibuat kongres dalam paket bantuan US$2 triliun bulan lalu.

Anggota parlemen juga memperpanjang sementara program pengangguran ke kontraktor independen, wiraswasta, pekerja pertunjukan dan yang terkendala dampak virus corona. Selain itu, negara-negara bagian juga memperbarui sistem komputer untuk memproses jenis-jenis pengajuan baru.

[Gambas:Video CNN]

(nva/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER