Jakarta, CNN Indonesia --
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tercatat minus 4,8 persen pada kuartal I 2020. Kontraksi pada kuartal I tahun ini merupakan yang pertama sejak kuartal I 2014 dan terburuk sejak 2008.
Dilansir dari
CNN, Kamis (30/4), Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) mencatat konsumsi dan investasi merosot selama tiga bulan pertama tahun ini. Padahal, keduanya merupakan penopang terbesar perekonomian negeri Paman Sam.
Secara tahunan, konsumsi AS turun 7,6 persen seiring berkurangnya aktivitas warga untuk menekan penyebaran wabah virus corona. Kinerja itu merupakan yang terburuk sejak kuartal II 1980.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama tiga bulan terakhir, kasus corona di AS telah menembus lebih dari 1 juta kasus dengan 60 ribu di antaranya meninggal.
Namun demikian, BEA memperingatkan dampak ekonomi wabah virus corona tidak bisa dihitung dari estimasi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) itu. Sebab, efek dari wabah tidak bisa dikeluarkan dari data.
Sebelum laporan pertumbuhan ekonomi itu dirilis, ekonom memperingatkan bahwa angka pertumbuhan tersebut bisa lebih rendah ke depan mengingat akan semakin banyak data yang masuk. Revisi pertama dilakukan pada 28 Mei mendatang.
Kendati demikian, kontraksi itu memastikan bahwa enam tahun pertumbuhan ekonomi kuartalan telah berakhir. Artinya, AS hampir pasti tengah menghadapi resesi yang dalam.
Sementara itu, Bank Sentral AS (The Federal Reserves (The Fed) mengingatkan wabah virus corona akan tetap menjadi risiko yang besar bagi ekonomi. Bahkan, kontraksi diperkirakan masih akan berlanjut hingga kuartal II.
[Gambas:Video CNN]
"Aktivitas ekonomi kemungkinan akan turun pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kuartal II. Terburuk dari yang pernah kita lihat," ujar Gubernur The Fed Jerome Powell usai menghadiri Rapat Komite Pasar Terbuka (FOMC), Rabu (29/4), waktu setempat.
Sebagai respons atas penurunan tersebut, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level nol persen.
(sfr)