Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah perusahaan
asuransi Singapura menyebut telah membayar klaim sebesar 1 juta dolar Singapura atau Rp10,6 miliar (kurs Rp10.600 per dolar Singapura) untuk pasien
virus corona selama 3 bulan terakhir.
Rinciannya, asuransi asal AS Prudential telah membayarkan manfaat dalam bentuk tunai melebihi 800 ribu dolar Singapura atau Rp8,48 miliar kepada lebih dari 1.000 orang setelah pihaknya meluncurkan program manfaat US$1,5 juta kepada pelaku UKM dan perorangan sejak 19 Februari lalu.
Sementara AIA mencairkan hampir 100 ribu atau Rp1,06 miliar kepada 54 klaim berbeda sejak Senin lalu. Lalu, Great Eastern telah menerima 85 kasus klaim medis terkait virus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asuransi lainnya seperti Tokio Marine juga menyatakan hal serupa. Mereka mengklaim telah membayarkan sebesar 5.000 dolar Singapura atau Rp53 juta kepada 21 pemegang polis.
Meskipun demikian, mereka menyatakan pembayaran klaim pada Maret dan April 2020 tak melonjak signifikan jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Mereka juga belum bisa meramal akan seberat apa dampak dari virus tersebut pada operasional perusahaan ke depan.
Hanya saja, Otoritas Moneter Singapura (MAS) pada Selasa (28/4) menyatakan perlambatan aktivitas perekonomian dunia termasuk Singapura pada 3 bulan pertama 2020 berdampak kepada layanan asuransi.
"Prospek ke depan pun kian suram," katanya seperti dilansir dari Straitstimes pada Senin (4/5).
Sementara itu, laporan makroekonomi dua tahunan Singapura mencatat segmen asuransi akan terus menghadapi lonjakan klaim medis dan komersial. Kerugian terbesar diprediksikan terjadi pada klaim kematian yang tak terhindarkan.
[Gambas:Video CNN]Ini diperparah dengan potensi pendapatan yang terus menurun. Pasalnya, para pelanggan dengan polis asuransi jiwa dan kesehatan diperbolehkan menunda pembayaran polis hingga 6 bulan ke depan.
Sejak diumumkan oleh MAS pada 31 Maret lalu, berbagai perusahaan telah menerima ribuan permohonan penundaan. AIA menerima sebanyak 4.135 aplikasi per Kamis pekan lalu sementara lebih dari 300 pemohon telah mengajukan penundaan pembayaran kepada Tokio Marine.
Senasib, Great Eastern pun menerima lebih dari 1.600 permohonan penangguhan. Sementara, pendapatan NTUC terjun akibat lebih dari 3.000 aplikan melakukan klaim atas 7 skema dukungan untuk para pemegang polis pada 17 April lalu.
Sebanyak 1.150 dari angka tersebut merupakan penangguhan premi atas rencana asuransi jiwa dan kesehatan. Meski berusaha merambah pendapatan baru dengan menggaet calon klien, namun berbagai perusahaan asuransi mengaku kesusahan dengan mengandalkan pertemuan secara virtual di saat penjualan polis secara langsung tak memungkinkan.
"Beberapa pelanggan membutuhkan waktu lebih untuk berkomitmen karena cenderung menunda perencanaan keuangan saat ini," kata konsultan keuangan NTUC Tan Wan Ling.
(wel/agt)