Banjir Stok dan Harga Anjlok Gerus Daya Beli Petani April

CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2020 16:45 WIB
Petani memanen padi di Kampung Karanganyar, Sayar, Serang, Banten, Sabtu (11/4/2020). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
BPS mencatat penurunan daya beli petani pada April 2020. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrachman).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan daya beli petani menurun pada April 2020 di tengah banjirnya stok pangan dan penurunan harga komoditas yang masih berlanjut. Penurunan daya beli tercermin dari indikator Nilai Tukar Petani (NTP).

Kepala BPS Suhariyanto mencatat indeks NTP nasional turun 1,73 persen dari 102,09 pada Maret 2020 menjadi 100,32 pada April 2020. Penurunan NTP tertinggi terjadi di Kalimantan Barat mencapai 3,27 persen, sementara peningkatan NTP terjadi di Provinsi Riau 1,66 persen.

Ia mengatakan daya beli petani turun karena harga penjualan produk pangan lebih rendah ketimbang besaran pengeluaran kebutuhan sehari-hari. Tercatat, indeks harga yang diterima petani turun 1,64 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani naik 0,1 persen pada bulan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penurunan harga produk pangan terjadi karena ada peningkatan stok dari panen membuat harga jual produk pertanian menurun di tingkat distributor dan konsumen. Padahal, di saat yang sama, harga beberapa komoditas masih cukup rendah di pasar internasional.

"Penurunan karena sedang memasuki panen raya. Selain itu ada penurunan harga komoditas, seperti karet, kelapa, sawit, kopi, cengkeh, dan lainnya," ungkap Suhariyanto, Senin (4/5).

Secara rinci, NTP bagi petani sektor tanaman pangan turun 1,45 persen dari 102,41 menjadi 100,93, NTP hortikultura turun 1,18 persen dari 103,5 menjadi 102,28, dan NTP tanaman perkebunan rakyat turun 2,48 persen dari 103,39 menjadi 100,82 pada Maret 2020.

NTP sektor tanaman pangan turun karena rendahnya harga gabah. Lalu, NTP hortikultura dipengaruhi harga sayur-sayuran, khususnya cabai merah dan cabai rawit dan buah-buahan, seperti jeruk dan mangga, serta tanaman obat, misalnya jahe dan sirih.

Selanjutnya, NTP sektor perkebunan rakyat dipengaruhi penurunan harga karet dan kelapa sawit. Kemudian, NTP peternakan turun 1,76 persen dari 98,12 menjadi 96,4, NTP perikanan nelayan turun 1,56 persen dari 100,05 menjadi 98,49, dan NTP perikanan budidaya turun 1,64 persen dari 100,67 menjadi 99,02 pada bulan lalu.

Penurunan NTP peternakan dipengaruhi rendahnya harga ayam ras pedaging dan sapi potong. NTP perikanan nelayan dan budidaya turun karena pengaruh harga udang laut, ikan tongkol, bandeng payau, dan udang payau.

[Gambas:Video CNN]

(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER