Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri
BUMN Erick Thohir mendorong perusahaan pelat merah untuk kreatif dalam mencari pendanaan. Dalam hal ini, sumber pendanaan tidak hanya mengandalkan perbankan tetapi bisa melalui penerbitan
obligasi global atau berdenominasi dolar AS.
Terlebih, minat investor asing masih tinggi untuk berinvestasi di Indonesia. Hal itu salah satunya dibuktikan oleh kesuksesan penerbitan obligasi global PT Bank Mandiri (Persero) pada Selasa (5/5) kemarin.
"Di tengah kondisi pasar global yang tidak pasti, banyaknya minat investor terhadap global bond yang diterbitkan BUMN ini menjadi bukti bahwa Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi menarik di dunia," kata Erick dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (6/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penerbitan obligasi tersebut, bank berlogo pita emas itu menyerap US$500 juta atau sekitar Rp7,5 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).
Dalam proses penawarannya, obligasi bertenor lima tahun ini mencatatkan kelebihan permintaan (
oversubscribed) hampir 5 kali dengan total permintaan investor mencapai US$2,4 miliar.
Kupon yang ditawarkan oleh perseroan sebesar 4,75 persen atau lebih tinggi dari obligasi global yang ditawarkan pemerintah awal April 2020 lalu, 3,9 persen.
Investor yang membeli obligasi global itu sebagian besar dari Asia dengan porsi 66 persen. Lalu, 34 persen sisanya berasal dari Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Serikat.
Sehari sebelumnya, PT Hutama Karya (Persero) juga menerbitkan obligasi global sebesar sebesar US$600 juta dengan kupon yang ditawarkan sebesar 3,75 persen.
Dalam penawarannya, HK mencatat kelebihan permintaan hingga 6 kali dari nilai yang diterbitkan. Adapun investor yang melakukan pembelian obligasi global berasal dari Asia (42 persen), Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (30 persen), dan Amerika Serikat (28 persen).
[Gambas:Video CNN] (sfr/bir)