Kala Jutawan Bangkok Nikmati 'Lockdown' dengan Kemewahan

CNN Indonesia
Kamis, 07 Mei 2020 09:47 WIB
This photo taken on May 4, 2020 shows an employee from luxury food delivery service White Glove Delivery collecting an order from high-end Thai restaurant At-Ta-Rote for a client in Bangkok, with the company providing a premium experience for online food orders during the COVID-19 coronavirus pandemic. - Gourmet take-out delivered by a butler in a black sedan -- Thailand's super-rich have not forgone luxury during a pandemic which has locked the country down, crushed the economy and left millions unemployed. (Photo by Lillian SUWANRUMPHA / AFP) / TO GO WITH Health-virus-Thailand-social,FOCUS by Dene-Hern Chen
Pegawai layanan pramutamu mengantarkan makanan dari restoran mewah ke orang kaya di Bangkok. (AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemberlakuan lockdown karena pandemi virus corona tidak saja mengganggu rakyat kecil, namun juga orang kaya di Thailand. Namun demikian, situasi itu tidak membuat para jutawan di Negeri Gajah Putih melupakan kemewahan.

Hal itu terlihat dari seorang pencicip makanan mengambil kiriman dari kepala pelayan di dalam sedan hitam. Sebuah layanan mewah jasa antar makanan yang hanya bisa dirasakan para jutawan.

Dilansir dari AFP, Rabu (6/5), Thailand adalah salah satu negara yang paling tidak setara di dunia, dengan jurang lebar yang menganga di antara si kaya dan si miskin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wabah covid-19 membuat banyak orang di negara tersebut mengalami PHK, sekaligus menciptakan 22 juta pendaftar penerima bantuan tunai pemerintah.

Setiap harinya ratusan orang mengantre untuk mendapatkan sumbangan makanan di Bangkok. Kondisi tersebut seperti tanda suram bagi perekonomian negara tersebut yang diperkirakan terkontraksi lebih dari enam persen di tahun ini, situasi terburuk sejak krisis keuangan Asia pada 1997.

Bukan saja warga tidak mampu yang resah dengan pandemi ini. Warga Bangkok yang kaya juga tidak nyaman karena pergerakan yang terbatas serta jam malam diberlakukan. Namun, hal itu tidak menghentikan kebiasaan hidup mewah bagi para konglomerat.

Perusahaan pelayanan Silver Voyage Club adalah salah satu yang berupaya memenuhi hasrat kaum elite tersebut. Mereka mengantar makanan kelas atas dari restoran top.

"Klien utama kami adalah individu bernilai tinggi yang merupakan (nasabah) VIP dari bank," kata pendiri Silver Voyage Club Jakkapun Rattanapet.

Menurut Rattanapet, layanan pramutamu ini biasanya diberikan sebagai bagian dari program hadiah ketika pemegang rekening bank setidaknya memiliki saldo senilai US$1 juta atau setara dengan Rp15 miliar.

Silver Voyage Club kini meluncurkan program White Glove Delivery setelah bisnis pramutamu merosot ketika perekonomian global terhenti.

Daging sapi wagyu, hidangan laut, dan dim sum ditawarkan dari 20 restoran. Beberapa di antaranya bertempat di hotel-hotel mewah atau terdaftar di Michelin Guide.

Seorang kepala pelayan dengan mengenakan sarung tangan putih juga bisa ikut mengatur meja dan menyajikan makan. Itu merupakan bagian dari pelayanan yang diberikan perusahaan pramutamu tersebut.

Selain melayani hasrat kaum elite, White Gloves juga ambil bagian dalam memerangi virus corona dengan membagikan 1.000 makanan setiap hari untuk pekerja rumah sakit sebagai garda terdepan.

Menurut laporan Forbes, Thailand memiliki 27 miliarder dengan keluarga Chearavanont yang mengepalai konglomerat agroindustri CP Group menduduki puncak daftar miliarder tersebut, dengan kekayaan bernilai US$27,3 miliar.

Pada bulan lalu, keluarga Chearavanont berjanji kepada Pemerintah Thailand untuk menyumbangkan US$29 juta. Di hari yang sama, Perdana Menteri Prayut Chan O Cha menyerukan orang-orang super kaya di negara tersebut untuk mengeluarkan kocek guna membantu Thailand terhindar dari kehancuran ekonomi.

Pengurangan pembatasan pada restoran-restoran di Bangkok pada Minggu (3/5) memungkinkan pelanggan menikmati makan dengan menjaga jarak.

Banyak bisnis makanan di Thailand yang masih mengandalkan jasa pengiriman guna mendapatkan penghasilan, namun mereka tidak melayani pesanan alkohol.

Dalian, sebuah restoran Cina di pusat Kota Bangkok menghasilkan 3 ribu bath atau setara dengan Rp1,3 juta per hari pada situasi saat ini.

Jumlah itu turun 80 persen dari sebelum pandemi, kata Jay, manajer restoran tersebut, yang enggan menyebutkan nama belakangnya.

Restoran Dalian pun beralih ke aplikasi pengiriman untuk menjangkau pelanggan yang sebagian besar masih tinggal di rumah, meskipun ada penambahan komisi yang besar mencapai 30 persen.

[Gambas:Video CNN]

(sry/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER