Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala
Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan manipulasi data orang miskin yang kerap dilakukan pemerintah daerah. Manipulasi dilakukan demi mendapatkan bantuan sosial (
bansos) dari pemerintah pusat.
Manipulasi tersebut diketahui ketika pemerintah berencana menggelontorkan bansos untuk masyarakat yang terkena tekanan virus corona. Saat melakukan pendataan penerima bansos, pemerintah daerah pun menyebut jumlah orang miskin di daerah mereka bertambah.
"Ketika ada pembagian bansos, pemerintah daerah pun mengatakan jumlah orang miskin bertambah," ucap Suharso dalam video conference, Selasa (12/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pengakuan berbeda mereka berikan tatkala pemerintah sedang mendata jumlah orang miskin untuk pendataan tingkat kemiskinan. Saat didata, maka sikap pemerintah daerah berubah.
Sejumlah pemerintah daerah justru mengklaim jumlah orang miskin turun.
"Banyak daerah ketika ditanya jumlah orang miskin, karena ingin daerahnya dicatat telah sukses menurunkan jumlah orang miskin, maka jumlahnya dikurangi," katanya.
Sayang, ia tak menyebut daerah mana yang melakukan manipulasi tersebut. Ia hanya mengatakan manipulasi terjadi karena sampai saat ini Indonesia masih memiliki masalah dalam proses pendataan, khususnya data orang miskin. Hal itu sebelumnya belum menjadi fokus pemerintah.
"Seringkali data dikembalikan bahkan mendapatkan perhatian kedua atau ketiga. Jadi tidak mendapatkan utama. Kami harus bersama-sama membasmi kemiskinan, harus dekati nol pada 2024," ungkap Suharso.
[Gambas:Video CNN]Pemerintah menetapkan
outlook tingkat kemiskinan pada 2020 sebesar 9,7 persen sampai 10,2 persen. Lalu, angkanya turuni level 9,2 persen-9,7 persen tahun depan.
"Kami berharap angkanya bisa kami koreksi ke 9 persen. Kalau sampai menjadi dua digit itu benar-benar suatu pekerjaan yang berat," ujar Suharso.
Sebagai informasi, tingkat kemiskinan pada 2019 lalu berada di level 9,22 persen. Sementara, pemerintah menargetkan angka kemiskinan dalam APBN 2020 di level 8,5 persen-9 persen.
(aud/agt)