Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
India menggelontorkan
stimulus ekonomi senilai US$266 miliar atau sekitar Rp3.390 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS) untuk menangani dampak wabah
virus corona. Stimulus itu setara dengan 10 persen nilai Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Asia itu.
"(Paket ekonomi) akan memberikan momentum baru dalam perjalanan perkembangan India dan meletakkan India pada jalur kemandirian," ujar Perdana Menteri India Narendra Modi dalam siaran televisi lokal yang dilansir dari
AFP, Rabu (13/5).
Modi mengungkapkan stimulus itu diperuntukkan bagi industri berskala mikro, kecil dan menengah yang tengah menghadapi tekanan dari pembatasan ketat aktivitas warga. Sebagai catatan, kebijakan
lockdown India baru akan berakhir pada 18 Mei 2020, setelah diperpanjang dua kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kehidupan puluhan juta warga juga terpukul, khususnya kelompok miskin dan pekerja harian. Pasalnya, wabah itu telah membuat banyak dari mereka kehilangan pekerjaan.
"Pekerja harian, pekerja migran menderita banyak pada periode ini. Sekarang tugas kita untuk melakukan sesuatu buat mereka," ujar Modi.
Modi menekankan bahwa penting bagi India untuk bisa mandiri. Karenanya, ia mendorong warganya untuk membeli produk lokal demi membantu perekonomian.
"Krisis corona mengajarkan kita akan pentingnya rantai pasok lokal. Sekarang kita harus berpikir dalam negeri," jelasnya.
Analis menyambut langkah pemerintah yang dinilai sangat dibutuhkan untuk mengerek perekonomian negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu.
[Gambas:Video CNN]"Ini merupakan langkah yang bagus dan nyata mengingat sejumlah sektor usaha dan usaha kecil sangat membutuhkan bantuan," ujar Kepala Ekonom Bank of Baroda Sameer Narang.
Berdasarkan data Worldometers, jumlah kasus corona di India mencapai 73.981 kasus hingga Selasa (12/5). Sebanyak 24.124 pasien di antaranya sembuh dan 2.408 pasien meninggal dunia.
(afp/sfr)