Pemerintah Bidik Ekonomi 4,5 Persen pada 2021

CNN Indonesia
Selasa, 12 Mei 2020 17:01 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartanto,  memberikan keterangan kepada media terkait Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020. CNNIndonesia/Safir Makki
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen pada tahun depan. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen pada tahun depan.

Hal ini tertuang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (KEM PPKF RAPBN) 2021 yang disampaikan di Rapat Paripurna DPR.

"Rencana kerja pemerintah 2021 adalah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," ungkap Sri Mulyani saat Rapat Paripurna DPR, Selasa (12/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, inflasi ditargetkan berada di kisaran 2,0 persen sampai 4,0 persen dan nilai tukar rupiah direntang Rp14.900 sampai Rp15.300 per dolar AS. Sementara suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan diperkirakan sebesar 6,67 persen sampai 9,56 persen.

Kemudian, asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Oil Prices/ICP) diproyeksi berada di kisaran US$40 sampai US$50 per barel. Lifting minyak bumi ditargetkan sekitar 677 ribu sampai 737 ribu bph dan gas bumi sekitar 1,08 juta sampai 1,17 juta barel setara minyak per hari.

Lebih lanjut, pemerintah menargetkan rasio perpajakan berada di kisaran 8,25 persen sampai 8,6 persen dari PDB pada tahun depan. Ia mengatakan rasio perpajakan bisa dikejar sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional pada tahun depan usai pandemi corona.

"Hal ini juga dengan konsistensi dalam melakukan reformasi perpajakan dan pemulihan ekonomi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan rasio perpajakan secara bertahap di masa yang akan datang," ucapnya.

Sementara rasio Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditargetkan mencapai 1,6 persen sampai 2,3 persen dari PDB. Rasio PNBP akan dikejar dengan peningkatan kualitas layanan dan optimalisasi aset negara.

Selanjutnya, belanja negara diperkirakan mencapai 13,11 persen sampai 15,17 persen dari PDB. Dari proyeksi ini, defisit anggaran diperkirakan mencapai 3,21 persen sampai 4,17 persen dari PDB. Rasio utang diperkirakan mencapai 36,67 persen sampai 37,97 persen dari PDB.

Sri Mulyani menegaskan pemerintah akan terus melakukan reformasi kebijakan yang ditujukan untuk mendukung pemulihan ekonomi Tanah Air. Kemudian, juga dilakukan reformasi di bidang pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan, dan efektivitas program perlindungan sosial yang komprehensif

"Kebijakan pembiayaan 2021 akan diarahkan untuk mendukung countercyclical guna mendukung stabilitas ekonomi, termasuk melalui pembiayaan UMi, pendalaman pasar, efisiensi cost of borrowing, restrukturisasi BUMN, pembiayaan yang terukur dan hati-hati agar rasio utang dijaga di batas aman," jelasnya.

[Gambas:Video CNN]

(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER