Jakarta, CNN Indonesia -- Holding Industri Pertambangan PT
Inalum (Persero), yang biasa disebut MIND ID (Mining Industry Indonesia), menerbitkan
surat utang atau obligasi global senilai US$2,5 miliar atawa setara dengan Rp37,5 triliun (kurs Rp 15.000 per dollar AS).
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengisyaratkan surat utang itu diminati investor. Hal ini membuktikan kepercayaan investor internasional kepada MIND ID dan kepada perekonomian Indonesia dalam jangka menengah dan jangka panjang.
"Dengan tercapainya besaran pendanaan yang dibutuhkan dan target tingkat kupon yang diinginkan, penerbitan obligasi ini memperlihatkan kepercayaan investor terhadap kemampuan MIND ID dalam mengelola portofolio pembiayaan dan menjaga likuiditas," ujar Orias, Jumat (15/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obligasi global itu menawarkan tiga pilihan tenor, mulai dari 5 tahun, 10 tahun dan 30 tahun. Ia merinci, pinjaman senilai US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 4,750 persen dan hingga 2025.
Sedangkan, pinjaman US$1 miliar dengan tingkat kupon 5,450 persen hingga 2030, dan US$500 juta dengan kupon 5,800 persen hingga 2050 mendatang.
Dana segar yang dikantongi perseroan akan digunakan, antara lain untuk pembelian kembali sebagian dari total obligasi senilai US$4 miliar yang pernah diterbitkan perusahaan pada 2018 lalu untuk mengempit saham PT Freeport Indonesia.
Biaya yang dibutuhkan, kata Orias, adalah US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,230 persen hingga 2021, serta US$1,25 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,710 persen dan tenor hingga 2023.
Selain itu, uang dari hasil surat utang juga akan digunakan untuk proses akuisisi strategis perusahaan-perusahaan yang dapat mendukung mandat MIND ID, serta membantu pelunasan pembiayaan-pembiayaan yang ada di grup MIND ID.
Orias menegaskan bahwa tak ada aset maupun saham yang dijaminkan oleh Inalum dan anak usaha dalam penerbitan obligasi ini. "MIND ID terus berkomitmen membangun kehidupan yang lebih sejahtera dan masa depan yang lebih baik bagi bangsa melalui aksi-aksi korporasi dalam pengelolaan sumber daya alam strategis," terang dia.
Perusahaan, lanjutnya, juga telah berhasil mengurangi risiko pendanaan kembali dengan memperpanjang rata-rata tenor portofolio pembiayaan dan merendahkan biaya rata-rata pendanaan, sehingga diperkirakan dapat berdampak efisiensi beban bunga.
Obligasi global MIND ID dipasarkan di Singapura, Hong Kong, London, dan New York. Penyerapan obligasi menjadi salah satu indikasi kepercayaan dunia internasional terhadap MIND ID.
Hal tersebut dapat terlihat dalam permintaan akan obligasi ini yang melebihi 6,4 kali dari penawaran yang diumumkan, serta profil investor yang berkualitas di mana lebih dari 75 persen pemegang obligasi tersebut adalah asset/fund managers.
Dalam penerbitan obligasi ini, MIND ID dibantu oleh BNP Paribas yang berbasis di Prancis, Citigroup Global Markets Inc. di Amerika Serikat dan HSBC Limited di Inggris yang bertindak sebagai Joint Global Coordinators, Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers.
Selain itu, DBS Bank Ltd. yang berbasis di Singapura, Mandiri Securities Pte. Ltd. (bagian dari Mandiri Sekuritas) di Singapura, Malayan Banking Berhard (Maybank) di Malaysia, Mizuho Securities Asia Limited, MUFG Securities Asia Limited dan SMBC Nikko Capital Markets Limited yang berbasis di Jepang turut bertindak sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers.
Untuk penerbitan ini, obligasi global MIND ID mendapatkan peringkat Baa2 dari Moody's dan BBB- dari Fitch. Obligasi ini akan didaftarkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST).
[Gambas:Video CNN] (hrf/bir)