Penjualan Industri Makanan Minuman Anjlok Akibat Corona

CNN Indonesia
Rabu, 20 Mei 2020 07:35 WIB
Pembeli memilh buah  di swalayan Gelael Tebet, Jakarta (14/6. (CNN Indonesia/ Hesti Rika)
Gapmmi menyebut pandemi covid-19 membuat asosiasi harus memangkas proyeksi pertumbuhan penjualan dari 7 persen menjadi 4-5 persen. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S Lukman menyebut pandemi covid-19 membuat asosiasi harus memangkas proyeksi pertumbuhan penjualan di tahun ini. Proyeksi pertumbuhan yang biasanya 7 persen diperkirakan mencapai 4-5 persen saja. 

Pasalnya, konsumsi rumah tangga yang jadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi menurun drastis hingga 2,84 persen pada kuartal I 2020 dibandingkan kuartal I 2019 (YoY).

"Konsumsi rumah tangga itu selama ini berasal dari kontribusi food and beverage (FnB) serta health care itu sangat signifikan 44 persen," ujarnya dalam diskusi online MarkPlus Industry Roundtable, Selasa (19/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemangkasan proyeksi tersebut juga tak lepas dari rendahnya pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) pada kuartal pertama 2020 yakni sebesar 3,94 persen.

Menurut Adhi jika pandemi covid-19 tak kunjung teratasi, ia memprediksi pertumbuhan industri mamin tahun ini hanya berada pada kisaran 4-5 persen. Padahal, biasanya, pertumbuhan industri mamin bisa mencapai 7 persen setiap tahunnya.

"Perkiraan kami 2020 pertumbuhannya kemungkinan hanya 4-5 persen. Di mana awalnya pada Februari kami masih optimis 8-9 persen. Tapi harus kami tinggalkan, dan akan masuk ke dalam pertumbuhan yang rendah," imbuhnya.

Memang, kata Adhi, sejumlah kategori makanan mengalami peningkatan penjualan selama pandemi covid-19. Meski demikian, peningkatannya tidak bisa menggantikan penurunan total keseluruhan industri mamin.

"Susu, bumbu dan tepung cukup meningkat," imbuhnya.

Adi mengaku adanya peningkatan penjualan lewat e-commerce. Namun karena hampir sebagian besar penjualan mamin di pasar tradisional dan retail, peningkatan penjualan via e-commerce tersebut tak mampu mendongkrak keseluruhan penjualan industri makanan dan minuman.

"Meskipun e-commerce meningkat, namun basisnya masih rendah, untuk fast moving consumer goods hanya 1 sampai 2 persen, maka peningkatan yang dilaporkan mencapai 500 sampai 600 persen itu tidak berpengaruh," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(hrf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER