Jakarta, CNN Indonesia -- Sidik, seorang petani yang tinggal di Bandar Lampung, selalu menjaga kesehatan. Di tengah kesibukan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia menyempatkan mendaftarkan diri sebagai peserta mandiri Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) kelas 1.
Menjadi peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan sejak 2016, Sidik belum pernah menggunakan hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, baik rawat inap maupun jalan. Namun tiba-tiba, pada 2019 bapak empat orang anak itu merasa sakit dan berat di kepala bagian belakang.
Tak tahu apa yang terjadi, Sidik memutuskan periksa ke rumah sakit. Ia sempat merasa ragu, karena itu menjadi pengalaman pertama. Tak terkira rasa kaget Sidik ketika hasil rontgen menyatakan ada gumpalan darah beku di kepalanya.
Dokter pun menyarankan untuk operasi. Sidik dan keluarga terdiam, memikirkan biaya yang harus dikeluarkan karena kepala adalah bagian tubuh yang begitu vital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tahun kemarin, saya baru pertama kali merasakan sakit yang harus mendapat tindakan khusus oleh rumah sakit. Awalnya memang saya ragu untuk memeriksanya ke rumah sakit. Namun, karena saya takut kondisi ini semakin parah, akhirnya saya langsung memeriksakan ke Rumah Sakit Urip Sumoharjo," kata Sidik.
Ia menuturkan, "Dokter meyakinkan bahwa mereka akan bekerja sebaik mungkin dan juga mengabarkan bahwa tindakan operasi ini sepenuhnya dijamin oleh program JKN-KIS, membuat keluarga sedikit lega."
Operasi itu berjalan lancar. Kini, Sidik sudah kembali bercocok tanam dalam kondisi sepenuhnya sehat. Ia mengaku merasa sangat diuntungkan oleh fasilitas JKN-KIS yang digelar pemerintah dan dijalankan oleh BPJS Kesehatan.
"Alhamdulillah operasi lancar, tidak ada kendala apapun dan semua biaya perawatan, pengobatan dan operasi ditanggung oleh JKN-KIS. Inilah keuntungan menjadi peserta JKN-KIS saat kita berobat dan membutuhkan biaya yang cukup banyak bisa terbantu dengan program mulia ini," katanya.
Sidik menambahkan, "Walaupun harus membayar iuran, tidak apa-apa. Hitung-hitung kalo tidak terpakai bisa bantu yang lain yang membutuhkan. Semoga program JKN-KIS terus membantu masyarakat yang membutuhkan."
(rea)