Jakarta, CNN Indonesia -- Peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) Nurhasanah mengaku merasakan manfaat program BPJS Pemerintah itu. Dua tahun lalu, ia melahirkan anak di rumah sakit tanpa perlu memikirkan tanggungan biaya.
Nurhasanah bergabung dalam segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri kelas 3 sejak 2017. Menurutnya, tak ada perbedaan perlakuan antara peserta kelas 1, 2, dan 3, atau dengan peserta umum lain.
"Saya merasakan BPJS Kesehatan sangat berguna sekali manfaatnya, mengingat keuntungan yang didapatkan tidak sebanding dengan iuran yang dikeluarkan. Walaupun iuran kemarin sempat naik, menurut saya masih wajar, karena kesehatan itu sejatinya memang mahal," katanya.
Nurhasanah berpendapat, seseorang bisa saja belum sadar pentingnya kesehatan. Tetapi, tidak akan ada yang bisa menjamin kondisi untuk sehat terus-menerus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika jatuh sakit, pastinya akan butuh biaya pengobatan dan itu sudah pasti akan memengaruhi kondisi keuangan suatu keluarga," kata Nurhasanah, mengingat pengalamannya sendiri waktu itu.
Karena pernah merasakan manfaat JKN-KIS sendiri, Nurhasanah pun berharap agar bantuan benar-benar diterima oleh peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang membutuhkan. Ia mengusulkan agar pemerintah melakukan pendataan dengan baik dan tertata.
"Sedikit saran saja dari saya agar pemerintah melalui dinas terkait memastikan pendataan dari peserta yang kondisi ekonominya kurang mampu ini agar dapat pula menerima jaminan kesehatan dari program JKN-KIS yang dibayarkan melalui anggaran pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, karena tidak semua penduduk mampu untuk membayar membayar iuran, apalagi di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ini, yang mungkin menurut kita masih tergolong murah dan semoga program mulia ini tetap ada di Indonesia," ujarnya.
(rea)