Pelonggaran 'Lockdown' Angkat Rupiah ke Rp14.710 per Dolar AS

CNN Indonesia
Rabu, 27 Mei 2020 16:35 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat masih melemah, pada Rabu 3 Oktober 2018 pukul 12.08 WIB 1 US$ dihargai Rp 15.070 di perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,2% dibandingkan posisi penututupan sehari sebelumnya. CNNIndonesia/Safir Makki
Nilai tukar rupiah menguat ke Rp14.710 per dolar AS pada perdagangan Rabu (27/5) sore. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kurs rupiah bertengger di posisi Rp14.710 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (27/5) sore. Posisi ini menguat 45 poin atau 0,31 persen dari perdagangan Selasa (26/5) Rp14.755 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.761 per dolar AS atau menguat dari Rp14.774 per dolar AS pada Selasa (26/5).

Di kawasan Asia, mayoritas mata uang melemah terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea Selatan minus 0,01 persen, peso Filipina 0,23 persen, dolar Singapura 0,18 persen, dan rupee India 0,07 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal yang sama terjadi pada mayoritas mata uang di negara maju yang bergerak di zona merah. Dolar Australia terkoreksi 0,11 persen, poundsterling Inggris 0,37 persen, dan euro 0,36 persen.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan rupiah sepanjang hari ini didorong oleh kebijakan sejumlah negara yang melonggarkan lockdown di tengah pandemi virus corona. Dengan pelonggaran tersebut, pasar berharap aktivitas ekonomi dapat kembali bergerak.

"Rupiah menguat tipis terhadap dolar AS mengikuti sentimen positif pasar keuangan yang mengantisipasi rencana pengaktifan kembali perekonomian di beberapa negara yang terkena wabah," ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Kendati begitu, Ariston menyebut pasar tetap mengantisipasi ketegangan antara AS dengan China. Jika hubungan kedua negara semakin parah, maka bisa berimbas terhadap pergerakan rupiah.

"Pasar mewaspadai ketegangan baru hubungan AS dan China yang dimotori oleh pemerintah AS, ini menahan penguatan aset berisiko termasuk rupiah," pungkas Ariston.

[Gambas:Video CNN]

(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER