Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah berada di posisi Rp14.710 per
dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (4/6) sore. Posisi ini stagnan dari posisi rupiah pada Rabu (3/6).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.165 per dolar AS atau menguat dari Rp14.245per dolar AS pada Rabu (3/6).
Di kawasan Asia, rupiah stagnan bersama dolar Hong Kong. Hanya peso Filipina yang menguat 0,23 persen dari mata uang Negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara sisanya berada di zona merah, seperti ringgit Malaysia melemah 0,34 persen, dolar Singapura minus 0,29 persen, dan won Korea Selatan minus 0,18 persen. Lalu, yen Jepang minus 0,16 persen, yuan China minus 0,14 persen, rupee India minus 0,13 persen, dan baht Thailand minus 0,06 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, seluruhnya kompak melemah dari dolar AS. Rubel Rusia melemah 0,62 persen, poundsterling Inggris minus 0,47 persen, dolar Australia minus 0,33 persen, euro Eropa minus 0,28 persen, dolar Kanada minus 0,01 persen, dan franc Swiss minus 0,01 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS perkasa dari banyak mata uang di dunia karena sentimen rilis data ekonomi AS mulai membaik. Salah satunya, indeks nonmanufaktur AS dari Institute of Supply Management (ISM) tercatat naik dari 44,4 persen menjadi 45,4 persen pada Mei 2020.
"Rilis data ekonomi AS hari ini cukup meyakinkan," ungkap Ibrahim kepada CNNIndonesia.com.
Di dalam negeri, rupiah cenderung stagnan, sehingga tidak melemah seperti kebanyakan mata uang Asia karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mulai melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada bulan ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pemerintah akan mulai melangsungkan masa transisi pada bulan ini secara bertahap untuk masing-masing sektor. Misalnya, perkantoran akan mulai dibuka pada 5 Juni besok dengan ketentuan kapasitas populasi 50 persen.
"Pasar optimis dengan masa transisi ini sama artinya dengan program new normal yang digadang-gadang oleh pemerintah, sehingga arus modal asing yang tadinya keluar pasar dalam penutupan sore ini kembali masuk dan mata uang Garuda kembali stagnan," jelasnya.
(uli/age)