Sri Mulyani Proyeksi Laju Ekonomi Kuartal II Minus 3,1 Persen

CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2020 10:51 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di ruang Aula Djuanda, Lt. Mezzanine, Kementerian Keuangan. Jakarta.  Rabu (22/1/2020). CNN Indonesia/Andry Novelino
Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua minus 3,1 persen karena kebijakan PSBB di tengah pandemi corona. (CNN Indonesia/ Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua ini minus 3,1 persen. Pertumbuhan negatif dikarenakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan di banyak daerah yang memberi kontribusi besar terhadap ekonomi nasional.

"Meskipun pada kuartal I positif, namun kuartal kedua kami perkirakan akan terjadi kontraksi karena PSBB. Kami perkirakan negatif, minus 3,1 persen," ujarnya dalam press conference APBN Kita, Selasa (16/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ani, panggilan akrabnya, Indonesia sama halnya dengan banyak negara di dunia yang ekonominya terdampak pandemi virus corona.

Di kawasan ASEAN, pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II juga diprediksi terjadi di Singapura dan Malaysia, yaitu masing-masing minus 6,8 persen dan 8,0 persen.


Sementara, di negara maju, seperti AS diproyeksikan minus 9,7 persen, Inggris minus 15,4 persen, Jerman minus 11,2 persen, Prancis minus 17,2 persen, dan Jepang minus 8,3 persen.

"Dengan pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II, sangat berat untuk jaga ekonomi tetap positif. Semua lembaga membuat proyeksi ekonomi negatif, hanya sedikit yang positif," tutur Ani.

Pertumbuhan negatif produk domestik bruto (PDB) banyak negara itu tak terlepas dari peningkatan kasus orang terinfeksi corona usai pembukaan aktivitas atau kegiatan. Ia mencontohkan AS yang mencatat kematian lebih dari 115 ribu orang dengan 2,16 juta kasus positif.


Tak terkecuali di Indonesia yang mencatat kenaikan jumlah kasus orang terinfeksi covid-19, terutama di DKI Jakarta dan Jawa Timur. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus positif mencapai 39,294. Di antaranya 2.198 orang meninggal, dan 15.123 orang sembuh.

"Kami harap ini tidak menyebar lebih luas lagi, karena akan menyebabkan kesulitan normalisasi," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER