Jakarta, CNN Indonesia -- CEO
Lockheed Martin Marillyn Hewson mengundurkan diri dari posisinya, Senin (15/6). Posisi Hewson akan digantikan oleh James Taiclet, mantan bos American Tower.
Hewson mengundurkan diri setelah 7 tahun memimpin Lockheed Martin. Dilansir dari
CNN, kepemimpinan Hewson terbilang gemilang. Dia pernah dinobatkan sebagai salah satu pebisnis perempuan tersukses.
Hewson pun pernah menyandang CEO Terbaik 2017 dari majalah Chief Executive. Terakhir, tahun lalu Hewson masuk ke dalam jajaran 100 orang paling berpengaruh di dunia versi majalah TIME.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hewson sering disebut sebagai CEO wanita pertama dari perusahaan pertahanan terbesar di dunia. Namun, dia lebih senang dikenal sebagai seorang pemimpin.
"Saya lebih senang dikenal sebagai seorang pemimpin karena saya adalah pemimpin terlebih dahulu, dan saya pikir itu lah yang paling penting," katanya dalam wawancara dengan CNN pada 2015 silam.
Kepergian Hewson dari posisi CEO kian mempersempit porsi wanita dalam pucuk pimpinan daftar Fortune 500 Companies. Menurut Fortune, saat ini CEO wanita tersisa 35 orang.
Pengunduran Marillyn dari posisi bos disusul oleh keputusan berbagai CEO wanita lainnya dari posisi mereka seperti Ginni Rommetty dari IBM, Cheryl Miller dari AutoNation, dan Kathryn Marinello dari Hertz.
Dalam sejarahnya, pada 1972 hanya ada satu CEO wanita yaitu Katharine Graham yang kala itu memimpin Washington Post. Secara total hanya ada 87 CEO wanita yang pernah dimuat dalam daftar Fortune 500 Companies.
Para wanita yang pernah mengecap kursi CEO ini pun mayoritas berkulit putih karena ketidaksetaraan hak hingga saat masih menjegal langkah kaum minoritas di dunia pekerjaan.
Dari daftar tersebut hanya ada 3 orang yang bukan berkulit putih, CEO Gap Sonia Syngal, CEO Advanced Micro Device Lisa Su, dan CEO Yum China Joey Wat.
[Gambas:Video CNN]
(wel/age)