BI Ramal Ekonomi Hanya Tumbuh 1,9 Persen pada 2020

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2020 18:25 WIB
Foto aerial kendaraan melintas di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Sejumlah ruas jalan utama ibu kota lebih lengang dibandingkan hari biasa karena sebagian perusahaan telah menerapkan bekerja dari rumah guna menekan penyebaran virus Corona atau COVID-19. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nz
BI meramal pertumbuhan ekonomi akan jatuh ke kisaran 0,9 persen sampai 1,9 persen pada 2020 ini akibat virus corona. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan target pertumbuhan ekonomi Tanah Air dari semula di bawah 2,3 persen menjadi 0,9 persen sampai 1,9 persen pada tahun ini. Penurunan proyeksi utamanya mempertimbangkan rendahnya laju ekonomi pada kuartal II 2020.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 kemungkinan akan lebih rendah dari kuartal I 2020 yang di level 2,97 persen. Hal ini terjadi karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berjalan ketat pada periode tersebut sehingga menurunkan aktivitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Bahkan, penurunan itu sudah tercermin dari melambatnya realisasi penjualan ritel di masyarakat. Begitu pula dengan pendapatan masyarakat, khususnya yang berada di golongan bawah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertumbuhan akan menurun cukup dalam pada kuartal II, kemudian baru meningkat pada kuartal III dan IV," ujar Perry saat konferensi pers virtual, Kamis (18/9).

Sayangnya, Perry enggan merinci berapa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II, kuartal III, dan kuartal IV 2020. Menurut Perry, ekonomi nasional akan berangsur pulih pada kuartal II dan IV 2020 karena pemerintah mulai melakukan masa transisi PSBB menuju tatanan hidup baru (new normal) mulai bulan ini.

Pemerintah pun sudah membuka lagi aktivitas bagi sembilan sektor yang sebelumnya bergerak terbatas selama masa PSBB. Hal ini kata Perry, diharapkan mampu memulihkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat, sehingga memberi dampak pada laju pertumbuhan di paruh kedua tahun ini.

"Tapi sesuai kebijakan presiden, new normal ini bukan berarti kembali ke kebiasaan lama, tapi bagaimana bisa bertahap dengan tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19, yaitu produktif dan aman," katanya.

Selanjutnya, ia mengatakan pemulihan ekonomi pada kuartal III dan IV 2020 juga akan berasal dari tetap besarnya aliran bantuan sosial (bansos) dari pemerintah kepada masyarakat miskin. Begitu pula dengan insentif untuk dunia usaha dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

[Gambas:Video CNN]

Tak ketinggalan, BI juga akan tetap memberikan stimulus moneter. Dari sektor riil, Perry memandang kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupa program restrukturisasi kredit akan mulai terasa dampaknya.

"Perkiraannya tahun depan, pertumbuhan ekonomi akan berkisar 5 persen sampai 6 persen dengan berbagai pertimbangan tadi," pungkasnya.

(uli/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER