Ekonomi RI Diramal Minus pada Kuartal II dan III 2020

CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2020 20:43 WIB
Proyek strategis nasional (PSN) yang digarap pada Periode I Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya terealisasi 46 persen. Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utamo menyebut, dalam daftar rencana pembangunan infrastruktur prioritas 2014 pemerintah mengagendakan ada 233 proyek yang akan rampung pada 2019. CNN Indonesia/Andry Novelino
Ekonom meramal ekonomi RI akan tumbuh negatif pada kuartal II dan III 2020 ini tertekan oleh penyebaran wabah virus corona. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi pada kuartal II dan III 2020. Kontraksi ekonomi dipicu oleh pandemi Covid-19 yang telah berdampak terhadap seluruh aspek, termasuk perekonomian Indonesia.

Kepala Departemen Industri dan Riset Regional Dendi Ramdani mengatakan kondisi tersebut kemungkinan akan membuat pertumbuhan ekonomi di kuartal II minus 3,44 persen. Angka ini lebih dalam dibandingkan prediksi pemerintah yakni minus 3,1 persen.

Ia mengatakan kontraksi kemungkinan akan akan berlanjut di kuartal III 2020. Prediksinya ekonomi kuartal III akan minus 0,95 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi baru kembali positif pada kuartal IV. Pada kuartal tersebut ekonomi ia ramal tumbuh 1,62 persen.

Sedangkan secara tahunan, Bank Mandiri memprediksi ekonomi tumbuh 0,02 persen. Tahun depan, ekonomi bisa kembali tumbuh ke posisi 4,43 persen.

"Kuartal II sangat logis untuk bisa diprediksi ekspektasi memang negatif cukup dalam, mungkin di kuartal III kami bisa ekspektasi ada recovery, artinya mungkin negatifnya bisa mengecil seperti proyeksi kami dari minus 3 persen (3,4 persen) turun ke minus 0,95 persen," ujarnya dalam Economic Outlook Bank Mandiri, Rabu (17/6).

Menurutnya, pemulihan pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah. Pelanggaran tersebut akan mendorong aktivitas masyarakat sehingga diharapkan bisa menggerakkan ekonomi. Namun, ia menekankan pelonggaran tersebut harus sejalan dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat, sehingga potensi penularan akibat pelonggaran bisa diantisipasi.

"Karena biar bagaimanapun kalau penularan kasus positif tambah lagi, saya pikir skenarionya bisa jadi beda. Kalau nambah kasus lagi orang khawatir jadi ada PSBB kedua dan ekonomi turun lagi," imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan kuartal II 2020 menjadi periode pelemahan ekonomi paling dalam sepanjang tahun ini. Sebab, pada periode ini pemerintah mulai memberlakukan pembatasan aktivitas untuk mencegah penularan pandemi.

"Kuartal II ini perlambatan itu turun diakibatkan ekonomi itu langsung disetop, dibatasi karena dibatasi aktivitas jadi relatif turun drastis," katanya.

Lebih lanjut, ia memprediksi ekonomi mulai pulih pada kuartal III 2020 sejalan dengan pelonggaran pembatasan mulai Juni. Dengan catatan, pemulihan ekonomi disertai dengan penerapan protokol kesehatan ketat, maka ekonomi bisa membaik.

"Tapi persoalannya economy recovery tidak bisa dalam 1-2 bulan, itu yang jadi alasan kami kenapa cycle-nya (siklus) tidak serta merta kuartal II negatif kemudian kuartal II langsung positif tinggi," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakini Indonesia bisa bebas dari resesi ekonomi. Syaratnya, pada kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi harus mendekati nol persen. Pasalnya, bendahara negara memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 mencapai minus 3,1 persen.

"Meskipun pada kuartal I positif, namun kuartal kedua kami perkirakan akan terjadi kontraksi karena PSBB. Kami perkirakan negatif, minus 3,1 persen," ujarnya dalam press conference APBN Kita, Selasa (16/6).

Ia menuturkan kondisi terburuk ekonomi terjadi pada April dan Mei. Setelah itu, ia memperkirakan pemulihan ekonomi akan terjadi pada kuartal III dan IV, atau mulai Juli. Pemulihan ekonomi ini akan ditopang oleh stimulus yang digelontorkan pemerintah dan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah sehingga aktivitas ekonomi mulai kembali bergerak.

"Kalau terjadi kombinasi instrumen pemerintah mulai jalan dan relaksasi dilakukan, diharapkan pada kuartal III bisa pulih dari kontraksi kuartal II. Paling tidak mendekati nol (pertumbuhan ekonomi). Sehingga technically, kita bisa menghindari resesi," ujar Ani, panggilan akrabnya.

(ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER