Sri Mulyani Taksir Harga Minyak di Atas US$40 per Barel 2021

CNN Indonesia
Jumat, 19 Jun 2020 10:20 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi keterangan kepada media saat  konfrensi press Realisasi APBN KITA Juni 2019, Jakarta, 21 Juni 2019. APBN 2019 sampai dengan 31 Mei 2019 mencatat bahwa realisasi pendaptan negara sebesar Rp 728,45 triliun atau 33,64 persen dari target APBN 2019, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang mencali Rp 685,99 triliun.
Sri Mulyani memperkirakan harga minyak dunia menguat tahun depan seiring perbaikan permintaan. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan harga minyak mentah dunia akan meningkat pada 2021. Peningkatan didorong oleh perbaikan aktivitas ekonomi usai tekanan pandemi virus corona atau covid-19.

Secara rinci, bendahara negara memproyeksi harga minyak mentah Brent akan mencapai kisaran US$47,88 per barel pada 2021. Proyeksi tersebut meningkat sekitar 25,93 persen dari harga saat ini, US$38,02 per barel.

Sementara harga minyak mentah WTI diperkirakan menembus US$43,88 per barel pada tahun depan. Perkiraan itu naik 24,87 persen dari US$35,14 per barel pada saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 2021, harga minyak mentah dunia diperkirakan sedikit lebih dari 2020. Ini karena optimisme perbaikan aktivitas perekonomian yang akan mendorong permintaan," ucap Ani, sapaan akrabnya, saat rapat bersama Badan Anggaran DPR, Kamis (18/6).

Menurut bendahara negara, tren harga minyak mentah dunia sejatinya sudah mulai membaik pada awal bulan ini. Harga minyak dunia terangkat sentimen kebijakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).

OPEC bersama Rusia atau disebut OPEC+ sepakat untuk melanjutkan pemotongan angka produksi sampai Juli 2020, meski hal ini masih memberi risiko pada perkembangan harga minyak sampai akhir tahun ini. Sebab, anggota OPEC di luar Rusia, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Oman memberi sinyal pemotongan produksi mungkin hanya sampai bulan ini.

Selain itu, ada sentimen dari kembali meningkatnya ketersediaan minyak di luar OPEC, seperti Amerika Serikat dan Kanada karena harga yang mulai naik pada bulan ini. Tak ketinggalan, ada pula sentimen kekhawatiran gelombang kedua pandemi corona yang bisa membuat konsumsi minyak global terbatas.

[Gambas:Video CNN]

"Faktor penahan harga minyak tahun depan adalah kekhawatiran terjadinya second wave of covid-19 dan OPEC tidak melakukan kebijakan pemotongan produksi," tuturnya.

Dari berbagai pertimbangan ini, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu memperkirakan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Oils Price/ICP) kemungkinan hanya berada di kisaran US$30 sampai US$35 per barel pada tahun ini. Sementara untuk tahun depan diperkirakan mencapai US$40 sampai US$50 per barel.

(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER