Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) menyebut masyarakat desa sebagai kelompok yang paling siap untuk bangkit (rebound) dari krisis ekonomi akibat pandemi virus corona.
"Desa adalah masyarakat yang paling siap untuk rebound, yang paling siap untuk bangkit ekonominya pasca-pandemi covid-19 ini," ungkap Wakil Menteri Desa dan PDTT Budi Arie Setiadi lewat video conference pada Selasa (23/6).
Alasannya, menurut dia, terbentuk kemandirian ekonomi masyarakat desa. Dari total 74.953 desa yang ada, di antaranya 86 persen memiliki basis ekonomi pertanian yang berpotensi menjadi pusat produksi pertanian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menilai produksi pertanian menjadi pendorong kebangkitan ekonomi nasional. "Ini juga bisa menjadi sumbangsih desa sebagai ketahanan pangan," imbuh dia.
Apalagi, ia menambahkan pemerintah menyediakan lahan di kawasan transmigrasi sebesar 1,8 juta hektare (ha) yang merupakan modal kerja utama masyarakat desa.
Dari total lahan tersebut, sebanyak 509 ribu ha lahannya siap dipakai untuk produksi tanaman pangan, khususnya padi.
Alasan lainnya, lanjut Budi, yaitu kuatnya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang merupakan usaha mandiri perangkat desa yang disesuaikan dengan potensi desa tersebut.
Budi mengatakan ada total 37.125 BUMDes aktif di seluruh Indonesia yang memasarkan dan melayani kebutuhan desanya masing-masing.
"Kami lihat dari indikasi pusat-pusat ekonomi yang berpeluang rebound lebih cepat sekaligus membentuk kebiasaan baru meliputi kelompok pertokoan di 6.809 desa dan desa yang memiliki pasar dengan bangunan permananen di 6.236 desa," jelasnya.
Selain itu, juga terdapat 8.781 desa yang memiliki pasar dengan bangunan semi permanen, 4.317 desa dengan pasar tanpa bangunan, serta 3.429 desa wisata yang memiliki fasilitas penginapan.
Budie juga mengungkap bahwa infeksi virus corona di pedesaan tidak terlalu terasa, per 22 Juni 2020, tercatat hanya 894 orang positif virus corona dari total sekitar 47 ribu orang.
"Ada sekitar 2 persenan saja (korban virus corona) yang melanda masyarakat desa," pungkasnya.