Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi menegaskan pihaknya belum ada rencana menaikkan tarif ojek online (ojol) di tengah pandemi virus corona. Budi mengaku sering berkomunikasi dengan perusahaan ojek online dan menilai kenaikan tarif belum perlu dilakukan saat ini.
"Engga ada (kenaikan tarif), belum ada rencana," ungkap Budi kepada CNNIndonesia.com pada Rabu (24/6).
Namun, Budi enggan berkomentar banyak terkait alasan di balik keputusan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Daftar Pesangon Karyawan Gojek yang Kena PHK |
Belum lama ini, dua perusahaan ojek online Grab dan Gojek mengaku bisnisnya tertekan karena pandemi corona dan menyebabkan PHK karyawan. Pekan lalu, Grab mengumumkan PHK karyawannya sebanyak 360 orang."Kami sering diskusi. (Tarif) masih sama," imbuhnya menolak berkomentar lebih.
CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan mengatakan keputusan PHK bukan hal mudah. Namun, setelah mencoba segala kemungkinan untuk menghindari PHK, manajemen harus membuat keputusan demi jutaan mata pencarian orang yang bergantung di era tatanan hidup baru (new normal) di tengah pandemi covid-19.
Sementara, Gojek pun mengumumkan PHK karyawan kemarin sebanyak 430 orang. Co-CEO Gojek Kevin Aluwi mengungkap terdapat layanan yang terpaksa dihentikan terkait dengan pandemi covid-19 akibat penerapan jaga jarak aman.
Lebih lanjut, Kevin menuturkan layanan yang sulit dilakukan dengan mengedepankan jaga jarak aman atau physical distancing adalah layanan pijat profesional di rumah, yakni GoMassage dan layanan jasa kebersihan rumah, yakni GoClean dan GoFood Festivals untuk menghindari keramaian.