Bulog Keluhkan Beban Keuangan Akibat Rastra Jadi BPNT

CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2020 06:50 WIB
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mengaku terdapat potensi terjadinya gagal panen pertanian komoditas beras. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut alasan utama gagal panen padi adalah akibat cuaca yang kurang kondusif saat ini.
Perum Bulog mengeluhkan dampak perubahan kebijakan penyaluran bansos Beras Sejahtera atau Rastra menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).(CNN Indonesia/Aria Ananda).
Jakarta, CNN Indonesia --

Perum Bulog mengeluhkan dampak perubahan kebijakan penyaluran bantuan sosial (bansos) Beras Sejahtera atau Rastra menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Sebab, kebijakan itu memberi beban pada kinerja keuangan perusahaan.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan sebelumnya perusahaan mendapatkan penugasan kewajiban pelayanan publik (Public Service Obligation/PSO) dari pemerintah untuk menyediakan beras untuk program Rastra. Program itu memberikan bantuan berbentuk komoditas beras kepada masyarakat.

Namun, sejak tahun lalu, pemerintah mengubah kebijakan bansos tersebut. Pemberian bansos kini berbentuk uang tunai yang disalurkan melalui transfer ke rekening Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampaknya, alokasi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang sudah disiapkan Bulog jadi tidak terserap. Padahal, untuk mengadakan stok CBP, Bulog perlu melakukan penyerapan beras yang besar ke petani.

"Ketika beras Rastra dihilangkan, maka beras CBP menumpuk dan menyebabkan beban finansial yang berat bagi Perum Bulog," ujar Buwas, sapaan akrabnya saat rapat bersama Komisi IV DPR, Kamis (25/6).

Alhasil, realisasi penggunaan CBP untuk penyaluran Rastra hanya sebesar 351.848 ton pada 2019. Realisasi masih ada karena perubahan kebijakan dilakukan pada pertengahan tahun.

Namun, realisasi menyusut tajam mencapai 84,05 persen dari sebelumnya 2.207.269 ton pada 2018. Sayangnya, Buwas tidak mengelaborasi lebih jauh mengenai angka pasti dari beban keuangan yang ditanggung perusahaan.

"Jadi penerapan (kebijakan) tersebut sangat berdampak pada kinerja keuangan segmen PSO dari Perum Bulog," imbuhnya.

Kendati begitu, Buwas berharap realisasi penyaluran beras untuk program bansos pemerintah ke depan bisa pulih lagi. Sebab, perusahaan dengan Kementerian Sosial sudah bersepakat untuk tetap menjalin kerja sama dalam pemenuhan kebutuhan beras untuk program BPNT.

Rencananya, Bulog tetap akan menyalurkan beras untuk program ini, namun dengan mekanisme penjualan ke agen e-waroeng yang menjadi tempat pembelian beras penerima bantuan. Dengan begitu, stok beras Bulog bisa tetap terserap.

Sementara Bulog mencatat realisasi penggunaan CBP untuk Ketersediaan Pangan dan Stabilisasi Harga (KPSH) dan bencana alam cukup baik. Tercatat, penyaluran beras untuk KPSH mencapai 617.482 ton dan untuk bencana alam 4.882 ton pada 2019.

[Gambas:Video CNN]



(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER