Raksasa produsen alat olahraga, Nike Inc mengalami kerugian besar akibat pandemi covid-19. Dalam laporan yang dirilis Kamis, (25/6) Nike mencatatkan rugi sebesar US$790 juta, setara Rp11,06 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) untuk kuartal IV.
Nike memang memiliki kalender fiskal yang berbeda dari kebanyakan perusahaan besar lainnya, dimana kuartal IV perseroan berakhir pada 31 Mei.
Mengutip AFP, pendapatan perseroan anjlok 38 persen menjadi US$6,3 miliar. Terjunnya pendapatan dipicu penurunan besar penjualan di seluruh dunia. Penjualan Nike di kawasan Amerika Utara, yang merupakan wilayah operasi terbesar perusahaan, anjlok 46 persen menjadi US$2,2 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan yang berbasis di Oregon, AS itu menutup 90 persen gerainya selama kurang lebih delapan minggu akibat pandemi. Penjualan perseroan sedikit terbantu dengan melalui sistem online.
Tercatat, penjualan online naik 75 persen selama kuartal tersebut. Namun, kenaikan penjualan online Nike tak mampu menutupi pukulan penjualan akibat Covid-19 secara keseluruhan.
Kinerja buruk ini berdampak pada laba per sahamnya. Laba per saham perseroan yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) terpantau merugi 51 sen. Penurunan itu lebih dalam dibandingkan prediksi analis yakni 9 sen per saham.
Sementara itu, saham dengan kode NKE itu terpantau mengalami koreksi 3,7 persen menjadi US$97,61 usai pengumuman kinerja. Namun, saat ini posisi saham mulai naik ke posisi US$101,4 per saham.