Harga Pangan Turun, BI Ramal Deflasi 0,01 Persen Juni 2020

CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2020 15:44 WIB
Harga bahan pangan terpantau kian melesat sejak memasuki bulan Ramadan hingga jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah alias Lebaran. Khususnya, cabai merah keriting, bawang putih, hingga daging sapi.
Bank Indonesia memperkirakan tingkat harga deflasi pada Juni 2020 seiring penurunan harga komoditas pangan, tarif angkutan udara, dan emas. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi).
Jakarta, CNN Indonesia --

Survei pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) Bank Indonesia (BI) pekan keempat bulan ini mencatat potensi deflasi sebesar 0,01 persen secara bulanan pada Juni 2020. Deflasi disebabkan oleh penurunan beberapa komoditas pangan, tarif angkutan udara, dan harga emas.

Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan hasil survei ini lebih rendah dari inflasi sebesar 0,07 persen pada Mei 2020. Bersamaan dengan hasil survei harga bulanan, diperkirakan inflasi secara tahun berjalan sebesar 0,9 persen dan inflasi tahunan 1,76 persen pada Juni 2020.

"Penyumbang utama deflasi berasal dari komoditas bawang putih sebesar minus 0,04 persen, cabai merah, jeruk, dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar minus 0,03 persen," ujar Onny dalam keterangan resmi, Jumat (26/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, deflasi juga terjadi karena penurunan harga cabai rawit, gula pasir ,dan emas perhiasan masing-masing sebesar minus 0,02 persen. Terakhir, disumbang pula oleh penurunan harga minyak goreng sekitar 0,01 persen.

Sementara harga komoditas pangan yang masih meningkat adalah daging ayam ras sebesar 0,13 persen, telur ayam ras 0,05 persen, dan tomat 0,01 persen. Secara keseluruhan, inflasi tahunan masih jauh dari target bank sentral sebesar 2 persen sampai 4 persen pada tahun ini.

Onny mengatakan BI akan senantiasa memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga tingkat inflasi. Hal ini dilakukan dengan memonitor perkembangan pandemi virus corona atau covid-19 dan dampaknya bagi perekonomian Indonesia.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan tingkat inflasi yang rendah bisa mendukung penurunan tingkat suku bunga acuan (BI 7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) ke depan. Kendati begitu, belum diketahui kapan rencana suku bunga acuan BI akan diturunkan lagi.

[Gambas:Video CNN]

"Sehingga ada ruang bagi penurunan suku bunga lebih lanjut," ucap Perry.

Selain mendukung tingkat suku bunga acuan BI, inflasi yang rendah juga menopang stabilitas nilai tukar rupiah. Saat ini rupiah berada di kisaran Rp14.200 per dolar AS.

(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER