BI Sebut Laju Penjualan Eceran Minus 16,9 Persen pada April

CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2020 23:50 WIB
Pekerja menata prodak susu bayi bubuk di gerai Carrefour Mall Kota Kasablanka, Jakarta, 1 Maret 2019. Sebelumnya Asosiasi Pengusaha Ritel (Aprindo) menyatakan mulai 1 Maret 2019 menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar di semua gerai anggota mereka guna mengurangi peningkatan jumlah sampah plastik. (CNN Indonesia/ Hesti Rika)
Bank Indonesia mencatat laju penjualan eceran merosot pada April lalu di tengah pandemi virus corona. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan eceran tumbuh minus pada April 2020. Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat sebesar 190,7 atau turun 16,9 persen secara tahunan tak lepas dari pandemi virus corona.

Sementara IPR bulan sebelumnya masih berada di level 219,9, meski juga bertumbuh minus namun penurunan masih relatif terjaga di angka minus 4,5 secara tahunan.

Kontraksi penjualan eceran, lanjut BI, disebabkan oleh kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah yang berdampak terhadap menurunnya permintaan 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil survei bulanan BI ini menyebut kontraksi penjualan eceran terjadi merata di seluruh kelompok dengan kontraksi terdalam terjadi pada kelompok sandang, sebesar minus 70,9 persen secara tahunan. Pada Maret 2020, pertumbuhan sandang sebesar minus 60,5 persen.

Kontraksi diikuti oleh kelompok barang budaya dan rekreasi sebesar minus 48,5 persen secara tahunan. Angka ini melambung dari perolehan Maret 2020 di kisaran minus 20,5 persen.

Dari sisi regional, pada April 2020, penurunan penjualan eceran terbesar terjadi pada DKI Jakarta yaitu minus 46,7 persen secara tahunan dan diikuti Banjarmasin sebesar 36,6 persen secara tahunan. Di posisi ketiga, Denpasar mengalami kontraksi penjualan sebesar 31,8 persen secara tahunan.

"Tren penurunan penjualan diprakirakan masih berlanjut hingga Mei 2020 dengan prakiraan kontraksi penjualan di kota Jakarta, Semarang, Bandung, Makassar, Manado, dan Denpasar yang semakin dalam," sebutnya seperti dikutip dari rilis resmi BI pada Selasa (16/6).

BI meramalkan penurunan IPR Mei 2020 akan lebih signifikan yaitu sebesar minus 22,9 persen secara tahunan. Tak jauh berbeda, sandang masih akan menjadi kelompok yang mengalami kontraksi terbesar yaitu minus 77,8 persen secara tahunan.

[Gambas:Video CNN]

Tak hanya itu, BI juga memproyeksikan tekanan inflasi dalam 3 bulan mendatang (Juli 2020) akan meningkat. Ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang sebesar 162,6 atau lebih tinggi 160,7 pada Juni 2020.

Namun untuk harga 6 bulan mendatang (Oktober 2020), diperkirakan turun menyentuh level 146,4. (wel/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER