Pandemi virus corona membuat permintaan produk organik, khususnya sayuran meningkat dibanding biasanya. Pasalnya, gaya hidup sehat yang kini menjadi tren di tengah pandemi virus corona.
Pelaku usaha sayur organik Tigor Hamonangan Nasution mengatakan bahwa pesanan produk sayur organik semakin meningkat sejak Maret lalu. Tigor menggandeng peta di Desa Tenjolaya, Kabupaten Bandung untuk bekerja sama memproduksi puluhan jenis sayur organik.
"Justru kami di masa pandemi ini jadi terdampak rezeki karena semakin banyak orang tahu produk organik itu sehat. Pengiriman barang saat ini bisa dua kali lipat," ujar Tigor saat ditemui CNNIndonesia.com, Senin (29/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tigor, bisnisnya Kotak Jiwa Sejahtera fokus menjadi penyuplai konsumen rumah tangga sejak beberapa tahun belakangan.
"Jumlah produksi naik terus. Meski begitu, mohon diingat bahwa produksi sayuran tidak bisa mendadak tetapi perlu masa tanam ke panen minimal 30 hari sampai dengan 120 hari. Maka produksi tidak bisa naik tajam mendadak, tetap perlu waktu," ujarnya.
Menurut Tigor, sayuran yang dikirim ke berbagai supermarket tersebut mencapai 70 jenis. Puluhan jenis sayuran tersebut ditanam di areal perkebunan seluas lima hektar.
"Produknya kami jual lewat ritel. Kebanyakan kami kirim produknya ke Jakarta dan ada sebagian di Bandung raya," ucapnya.
Tigor pun menggandeng 25 mitra petani untuk meningkatkan kapasitas dan tetap menjaga kualitas produksi sayuran organik. Salah satu petani, Nana (37) mengaku dengan menanam tanaman organik saat ini lebih menguntungkan dibanding non organik.
"Biaya produksinya lebih kecil, penghasilan justru meningkat. Pemasukan per minggu bisa Rp1,25 juta, sebelumnya waktu masih non organik itu tiga bulan Rp3 juta," ujar Nana.
Sementara itu, untuk bisa melakukan pertanian organik, Tigor mengakui membutuhkan kesabaran. Terlebih jika lahan yang digunakan pernah menggunakan pupuk kimia.
"Saya datang ke sini 2012. Lalu kami mulai melakukan pengolahan tanah selama satu tahun, baru melakukan penanaman tahun berikutnya," kata Tigor.
Tigor menjelaskan puluhan jenis sayur dan buah, mulai dari keluarga beri, sayuran hijau, hingga herba menjadi produk yang paling dicari saat ini.
"Jenis kol saja ada 25 jenis, lalu bayam biasa ada lima jenis. Jadi, sehari-hari kami bisa produksi sampai 70 jenis," ujarnya.
Tigor memprediksi setelah pandemi berakhir nanti orang-orang akan lebih tertarik mengonsumsi hasil pertanian organik. Ia pun berharap bisa mengembangkan lahan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
"Kalau sekarang, dalam satu hari panen dapat satu ton. Maunya nanti jadi 8-16 ton per hari. Kalau semua mitra jalan bisa sampai tiga shift. Selama covid-19 ini kami sudah menambah tanah untuk penanaman tiga kali lebih luas dibanding akhir tahun 2019," katanya.