Corona, 21 Perusahaan Siap Melantai di Bursa Tahun Ini

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Jun 2020 13:16 WIB
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/5/2020). IHSG ditutup melemah 2,7 poin atau 0,06 persen di level 4.545,95. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
BEI mencatat ada 21 perusahaan baru yang akan menawarkan sahamnya ke publik pada tahun ini di tengah pandemi virus corona.(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 21 perusahaan baru yang akan menawarkan sahamnya ke publik (Initial Public Offering/IPO) pada tahun ini di tengah pandemi virus corona atau covid-19. Seluruh perusahaan yang akan tercatat alias emiten di bursa saham ini berstatus swasta dan berasal dari berbagai sektor usaha.

"Pipeline sampai saat ini ada 21 perusahaan lagi, sedang kami proses," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat konferensi pers virtual, Jumat (26/6).

Berdasarkan nominal aset, 21 perusahaan ini terbagi atas dua perusahaan berskala kecil dengan nominal aset di bawah Rp50 miliar. Kemudian, delapan perusahaan berskala sedang atau memiliki aset berkisar Rp50 miliar sampai Rp250 miliar dan 11 perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp250 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan sektor usaha, delapan perusahaan bergerak di bidang perdagangan, jasa, dan investasi. Lalu, delapan perusahaan lain berasal dari sektor pertanian, industri dasar, kimia, keuangan, dan barang konsumsi.

Sisanya, lima perusahaan dari sektor usaha properti, real estate, dan konstruksi bangunan. "Jadi komponen dari 21 perusahaan ini beragam dan hampir dari semua sektor, kecuali mining (pertambangan) yang belum kelihatan," katanya.

Menurut Nyoman, variasi calon emiten penting untuk keberlangsungan pasar modal, sehingga ketika salah satu sektor sedang terpukul, ada sektor usaha lain yang bisa menopang kinerja bursa. Hal ini juga memberi variasi kepada investor.

Hal penting lain, sambungnya, rencana IPO ini memberikan optimisme bagi aktivitas pasar modal. Sebab, para perusahaan masih berminat melantai di bursa di tengah fluktuasi pasar keuangan akibat tekanan pandemi corona.

"Variasi sektor ini penting sebagai sinyal untuk kami. Hampir semua sektor bisa terakomodasi kebutuhan dananya dari IPO," tuturnya.

Sementara untuk periode Januari-Juni 2020, BEI mencatat setidaknya sudah ada 28 perusahaan yang resmi melakukan IPO. Jumlah ini sudah mencapai separuh dari total realisasi IPO di BEI pada 2019, yaitu 55 perusahaan.

Namun, realisasi IPO tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir terjadi pada 2018 mencapai 57 perusahaan. Kendati begitu, kinerja penghimpunan dana dari IPO di Indonesia setidaknya menempati posisi kedua di bursa saham Asia Tenggara (ASEAN).

BEI mencatat jumlah IPO mencapai 19 perusahaan pada kuartal I 2020. Dari IPO tersebut total penghimpunan dana mencapai US$168,1 juta.

Dari sisi jumlah penghimpunan dana, IPO di Indonesia setidaknya hanya kalah dari Thailand yang mencapai US$2,2 miliar dari dua perusahaan yang melakukan IPO di Negeri Gajah itu. Namun dari sisi jumlah perusahaan IPO, Indonesia berada di puncak.

Sementara IPO di bursa saham Malaysia sebanyak tujuh perusahaan dengan nilai penghimpunan dana sebesar US$46,7 miliar. Sedangkan di Singapura, tercatat ada tiga perusahaan yang melakukan IPO dan berhasil menghimpun dana sebesar US$10,9 juta.

[Gambas:Video CNN]



(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER