PT Unilever Indonesia Tbk menyatakan ada 21 karyawan perusahaan yang bekerja di Gedung TBB Pabrik Cikarang, Jawa Barat yang positif terjangkit virus corona atau covid-19. Hal ini membuat perusahaan menghentikan operasional pabrik sejak Jumat (26/6) lalu.
"Pada hari ini Jumat 3 Juli 2020 tercatat jumlah karyawan TBB yang terkonfirmasi positif ada sebanyak 21 orang," ungkap Direktur Tata Kelola dan Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso kepada CNNIndonesia.com, Jumat (3/7).
Kendati begitu, ia enggan menjelaskan berapa jumlah karyawan awal yang positif virus corona hingga akhirnya mencapai jumlah 21 orang setelah hasil pelacakan (contact tracing). Pelacakan dilakukan dengan mewajibkan tes PCR kepada seluruh karyawan gedung sebanyak 265 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Sancoyo memastikan seluruh karyawan yang positif corona dalam kondisi baik. Bahkan, mayoritas tanpa gejala dan sebagian kecil dengan gejala ringan.
"Saat ini mereka sedang dalam karantina dan sudah mendapatkan perawatan dari tenaga medis," katanya.
Sebelumnya, perusahaan menyatakan karyawan positif virus corona berasal dari Departemen Engineering dan bekerja di Gedung TBB Pabrik Cikarang. Imbasnya, perusahaan multinasional itu mengambil kebijakan penghentian operasional di pabrik tersebut.
Perusahaan menyatakan belum bisa memberi kepastian kapan operasional pabrik di Cikarang bisa dibuka kembali. Perusahaan masih menunggu arahan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Bahkan, perusahaan juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Ketenagakerjaan, Kepolisian Resor (Polres), Komando Distrik Militer (Kodim), dan Dinas Perindustrian serta manajemen Kawasan Industri Jababeka untuk menyelaraskan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengutamakan kesehatan dan keselamatan karyawan.
"Sedang kami koordinasikan dengan Gugus Tugas. Semoga bisa (beroperasi) dalam waktu dekat," tuturnya.
Sancoyo menyatakan sebenarnya perusahaan sudah menjalankan kebijakan zonasi di pabrik. Selain itu, juga sudah memberlakukan protokol pemisahan zona kerja dan area produksi yang ketat.
Hal ini sejalan dengan standar protokol penanganan virus corona dari Unilever Internasional yang digunakan seluruh kantor dan pabrik Unilever di 180 negara.
Di sisi lain, ia memastikan penutupan sementara pabrik Unilever Indonesia di Cikarang tidak akan memengaruhi pasokan kepada konsumen.
"Kami memahami bahwa produk kami merupakan bagian penting dalam keseharian konsumen oleh karena itu perlu kami sampaikan bahwa hal ini tidak akan memengaruhi pasokan kepada konsumen. Stok yang ada di gudang kami maupun di gudang distributor dan pelanggan masih mencukupi," pungkasnya.