Survei BI: Penjualan Eceran Turun pada Mei 2020

CNN Indonesia
Rabu, 08 Jul 2020 12:18 WIB
Banana Republic, merek pakaian asal Amerika akan menutup gerai yang berlokasi di Pondok Indah Mall (PIM) 2, Jakarta Selatan.
Survei Bank Indonesia mencatat kinerja penjualan eceran anjlok pada Mei 2020. Penurunan terutama terjadi pada kelompok sandang. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi).
Jakarta, CNN Indonesia --

Survei Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja penjualan eceran anjlok pada Mei 2020. Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2020 yang tercatat sebesar 198,3 atau turun 20,6 persen secara tahunan. IPR Mei juga anjlok lebih dalam dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 16,9 persen.

"Penurunan penjualan bersumber dari kontraksi penjualan di seluruh kelompok komoditas yang dipantau. Penurunan terdalam pada subkelompok Sandang serta kelompok Barang Budaya dan Rekreasi," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangannya di situs resmi BI, dikutip Rabu (8/7).

Tercatat, IPR sub-kelompok sandang hanya 62,45 atau anjlok 74 persen. Sementara, IPR barang budaya dan rekreasi turun 53 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara regional, kinerja penjualan eceran menurun di hampir seluruh kota yang disurvei. Dari sepuluh kota yang disurvei, penurunan terdalam terjadi pada Kota Jakarta sebesar minus 59,8 persen, Banjarmasin minus 38,3 persen, dan Denpasar minus 33,5 persen.

Penurunan penjualan terjadi di sebagian besar kota karena pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona.

Pada Juni 2020, BI memperkirakan kinerja penjualan eceran akan membaik meskipun masih pada fase kontraksi. Hal ini terindikasi dari prakiraan pertumbuhan IPR sebesar minus 14,4 persen pada Juni 2020, tidak sedalam kontraksi penjualan pada bulan sebelumnya.

"Perbaikan kinerja penjualan eceran terutama terjadi pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor," tuturnya.

[Gambas:Video CNN]

Lebih lanjut, hasil survei juga mengindikasikan tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran dalam 3 dan 6 bulan mendatang diprediksi menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Agustus dan November yang akan datang masing-masing sebesar 138,6 dan 142,5, lebih rendah dibandingkan dengan 162,4 dan 146,4 pada Juli dan Oktober 2020.

"Hal tersebut disebabkan responden cenderung masih menjaga harga jual untuk mempertahankan level permintaan," pungkas Onny.

(sfr/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER