PTPN III Baru Bisa Cicil Dana Talangan Rp4 T pada 2028

CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2020 07:25 WIB
Pekerja memetik pucuk daun teh di lahan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Senin (2/4). Kementerian Perdagangan mengharapkan tren peningkatan nilai ekspor produk teh dalam negeri pada 2017 sebesar 1,04 persen dibanding 2016 terus berlanjut pada 2018, karena produk tersebut dinilai memiliki kualitas yang baik dan aroma yang khas. ANTARAFOTO/Wahdi Septiawan/kye/18.
PTPN III mengusulkan pemberian dana talangan sebesar Rp4 triliun. Namun, perseroan menyatakan baru akan mencicil pokok pinjaman pada 2028 mendatang. Ilustrasi. (ANTARAFOTO/Wahdi Septiawan).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) mengusulkan pemberian dana talangan sebesar Rp4 triliun. Namun, perseroan menyatakan baru akan mencicil pokok pinjaman pada 2028 mendatang.

Direktur Utama PTPN III Muhammad Abdul Ghani mengatakan perseroan mengusulkan bunga pinjaman kepada pemerintah sebesar 2 persen.

"Kami rencanakan dana pinjaman Rp4 triliun ini kami akan kembalikan pokoknya mulai 2028 artinya, tahun kedelapan kami mulai kembalikan dan tiga tahun selesai," ujarnya di Komisi VI DPR, Rabu (8/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rinciannya, perseroan akan membayar dana pokok sebesar Rp1,32 triliun pada 2028, lalu Rp884 miliar pada 2029, dan Rp1,79 trilliun pada 2030.

Lebih lanjut, ia mengatakan dana talangan tersebut akan digunakan untuk enam pos. Pertama, untuk replanting tanaman perseroan seluas 4.484 hektare (Ha) senilai Rp413 miliar.

Kedua, perseroan mengalokasikan dana Rp965 miliar untuk pemupukan. Menurutnya, satu hal yang menyebabkan kinerja PTPN belum bangkit adalah tidak melakukan pemupukan 100 persen, atau rata-rata 60 persen-70 persen.

"Padahal 100 persen pupuk diberikan maka return dua kali lipat," katanya.

Secara total, lanjutnya, kebutuhan pemupukan perseroan sebesar Rp2,3 triliun. Namun, perusahaan hanya akan menggunakan Rp965 miliar dari dana talangan, sedangkan sisanya berasal dari kas perseroan.

Ketiga, dana talangan akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur jalan sebesar Rp625 miliar. Alasannya, angkutan Tandan Buah Segar (TBS) sawit membutuhkan infrastruktur jalan yang kuat lantaran beratnya mencapai 7-8 ton.

Belum lagi, biasanya musim panen bersamaan dengan datangnya musim hujan sehingga jalan membutuhkan perbaikan. Keempat, perseroan akan menggunakan dana talangan untuk modal kerja pembelian TBS senilai Rp208 miliar.

Ia menyatakan dari kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) terpasang sebesar 3 juta ton sebesar 2,2 juta ton dialokasikan untuk TBS dalam setahun.

"Artinya, hampir dua pertiga dari kapasitas terpasang memang dialokasikan untuk terima TBS dari petani plasma maupun masyarakat," katanya.

Kelima, perseroan akan menggunakan dana talangan untuk pembelian tebu rakyat senilai Rp607 miliar. Totalnya, sebesar 8,5 juta di 2020. Keenam, perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk memperbaharui peralatan mesin di pabrik sebesar Rp1,16 triliun.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER