Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi rumor antek asing terkait proses KB Kookmin Bank menjadi Pemegang Saham Mayoritas (PSP) PT Bank Bukopin Tbk.
Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto menyatakan masuknya Kookmin Bank ke Bank Bukopin, hingga menjadi pemegang saham pengendali merupakan upaya OJK sebagai regulator menjaga stabilitas sistem keuangan.
"Kami berusaha menjaga stabilitas sistem keuangan bank Pak Rivan (Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A Purwantono) itu dengan mengundang Kookmin, ataupun ini dibilang antek asing dan seterusnya. Itu sungguh sangat menyakitkan kami teman-teman di OJK yang sungguh-sungguh berupaya menjaga stabilitas sistem keuangan," ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan aksi korporasi yang melibatkan bank asal Korea Selatan itu adalah proses jangka panjang. OJK, kata dia, bahkan telah mendengarkan dan memfasilitasi aspirasi dari pemegang saham lama.
"Tetapi, bank ini memang tidak bisa menunggu. Sekarang ini sudah ada titik terang, jangan kemudian ketika Kookmin masuk ada suara lain lagi," tuturnya.
Dikutip dari berbagai sumber, pernyataan antek asing dalam proses Kookmin Bank menjadi pemegang saham mayoritas Bank Bukopin dilontarkan oleh anggota Komisi XI Kamrussamad. Ia menduga terdapat antek asing di OJK yang meloloskan Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali.
Saat ini, bank dengan kode saham BBKP itu tengah dalam proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dalam hal ini, Kookmin Bank akan bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) right issue Bank Bukopin.
Itu berarti, bank asal Korea itu akan membeli saham Bank Bukopin yang tidak dieksekusi oleh pemegang saham lainnya. Bank dengan kode saham BBKP itu mematok harga saham right issue sebesar Rp180 per saham.
Kesanggupan Kookmin Bank sebagai standby buyer merupakan salah satu rencana dari bank itu untuk menjadi pemegang saham mayoritas. Saat ini, Kookmin Bank menggenggam saham Bank Bukopin sebesar 21,99 persen. Posisinya adalah pemegang saham terbesar kedua setelah PT Bosowa Corporindo sebesar 23,39 persen.