Nama Almarhum Eka Tjipta Widjaja tengah menjadi sorotan karena gugatan perebutan harta warisan yang dilayangkan anaknya Freddy Widjaja ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Gugatan dilayangkan dengan nomor perkara 301/Pdt.G/2020/PN Jkt kepada lima kakak tirinya, yaitu Indra Widjaja, Teguh Ganda Widjaja, Muktar Widjaja, Djafar Widjaja, dan Franky Oesman Widjaja.
Secara total, jumlah harta warisan yang digugat mencapai Rp672,61 triliun yang merupakan aset dari sejumlah perusahaan di bawah bendera Sinar Mas Group. Lantas, seperti apa kerajaan bisnis yang ditinggalkan Eka Tjipta?
Eka Tjipta merupakan pendiri dari Sinar Mas Group. Berdasarkan situs resmi perusahaan, grup usaha ini berbisnis di sektor pulp dan kertas, agribisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembang dan real estate, telekomunikasi, serta energi dan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bidang pulp dan kertas, Sinar Mas mengelola bisnis melalui Asia Pulp & Paper (APP). Lini usaha di APP bermula dari PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) di Mojokerto, Jawa Timur pada 1972.
Selain itu, perusahaan juga memiliki usaha melalui PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). Pada 2019, laba bersih TKIM mencapai US$16,51 juta dan INKP Rp274,37 juta.
Secara total, perusahaan mengestimasi produksi industri di bawah naungan APP mencapai 12 juta ton per tahun. Pemasaran produk menjangkau 120 negara di enam benua.
"APP adalah lembaga yang menaungi sejumlah pabrik pulp dan kertas di Indonesia, yang meski masing-masing dikelola secara independen, namun dipersatukan oleh kesamaan nilai dan histori: anggota keluarga besar Sinar Mas," tulis perusahaan di situsnya, dikutip Selasa (14/7).
Kemudian, di sektor agribisnis dan makanan, Sinar Mas juga memiliki Golden Agri-Resources Ltd (GAR).
Perusahaan ini berdiri sejak 1996 dan tercatat di Bursa Efek Singapura sejak 1999.
Bersama salah satu anak perusahaannya, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 1992, GAR termasuk pengelola perkebunan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia.
Lalu, di sektor properti ada Sinar Mas Land. Perusahaan dikenal sebagai kontraktor dalam pembangunan kota mandiri, perumahan, kawasan komersial dan industri, hotel hingga resor wisata.
Pengembangan usaha pun diklaim tidak hanya ada di Indonesia, namun juga di Asia hingga Eropa. Selanjutnya, di bidang keuangan, Sinar Mas Group menggarap pasar di Indonesia melalui PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA).
"Perusahaan menyediakan berbagai layanan keuangan bagi nasabah korporasi, termasuk pula usaha mikro, kecil dan menengah maupun perorangan melalui sejumlah anak perusahaan yang dinaunginya," jelas grup.
Layanan yang diberikan mulai dari perbankan, asuransi, pembiayaan nasabah, hingga manajemen aset. Di bidang telekomunikasi, ada PT Smartfren Telecom Tbk. Perusahaan memberikan layanan internet dengan kecepatan tinggi berbasis 4G LTE.
Terakhir di bidang energi dan infrastruktur, ada PT Dian Swastatika Sentosa Tbk yang didirikan sejak 1998. Perusahaan menyasar pasar nasional dengan penyediaan energi listrik, pertambangan batu bara, infrastruktur, bahan kimia, perdagangan ritel dan multimedia melalui beberapa anak usaha.
"Diawali dengan memasok kebutuhan energi bagi fasilitas produksi pilar bisnis pulp dan kertas di lingkup Sinar Mas, kini perseroan memperluas jangkauan layanan dengan memasok pula kebutuhan listrik bagi masyarakat," terangnya.
Kerajaan bisnis tersebut berhasil mengangkat nama Eka Tjipta Widjaja menjadi salah satu orang terkaya di nusantara. Catatan Forbes, keluarga Widjaja memiliki harta sebesar US$9,6 miliar atau sekitar Rp135,14 triliun pada 2019.
Dengan kekayaan itu, keluarga Widjaja menempati posisi orang terkaya kedua di Indonesia setelah Hartono bersaudara yang memiliki PT Bank Central Asia Tbk atau BCA.
(uli/agt)