Rupiah Meradang ke Rp14.625 karena Hubungan Panas China-AS

CNN Indonesia
Kamis, 16 Jul 2020 16:26 WIB
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 195 poin atau 1,33 persen ke level Rp14.415 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,039 poin atau 0,04 persen ke level 97,869 pada pukul 14.53 WIB.
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.625 per dolar AS atau melemah 0,26 persen pada perdagangan pasar spot Kamis (16/7) sore.(CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.625 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (16/7) sore. Posisi tersebut melemah 0,26 persen dibandingkan perdagangan Rabu (15/7) sore di level Rp14.587 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.632 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi kemarin yakni Rp14.616 per dolar AS.

Pelemahan ini sejalan dengan pergerakan mata uang di Asia yang juga tunduk terhadap dolar AS. Dolar Singapura tercatat minus 0,2 persen, won Korea Selatan minus 0,41 persen, peso Filipina minus 0,16 persen, rupee India minus 0,06 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,18 persen. Sementara, dolar Taiwan menguat 0,01 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada, mayoritas mata uang di negara maju juga bergerak menguat. Poundsterling Inggris melemah 0,33 persen, dolar Kanada 0,12 persen, dolar Australia menguat 0,34 persen, dan franc Swiss 0,04 persen.

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan sentimen negatif terhadap pasar keuangan sudah terasa sejak beberapa hari terakhir. Salah satu penyebab utamanya adalah hubungan China dan AS yang kembali memanas.

"Pasar merespons negatif memburuknya hubungan AS dan China di tengah pandemi yang masih berlangsung," tutur Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Ditambah, ekonomi Singapura yang resmi masuk ke jurang resesi juga memberikan sentimen negatif bagi pasar keuangan. Pasar melihat ekonomi dunia belum akan pulih dalam waktu dekat.

Diketahui, ekonomi Singapura sudah minus 0,7 persen pada kuartal I 2020. Sementara, data awal Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura menunjukkan bahwa perekonomian turun 41,2 persen pada kuartal II 2020 dari sebelumnya.

Dengan pertumbuhan minus dua kuartal berturut-turut, maka Singapura kini mengalami resesi.

[Gambas:Video CNN]



(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER