Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menilai infrastruktur untuk mendukung digitalisasi ekonomi pedesaan belum memadai. Pasalnya, 13.577 desa belum memiliki jaringan internet.
"Ada 13.577 desa yang belum memiliki akses kepada internet. Jadi sangat miris sekali kalau kita bicara digitalisasi ekonomi desa dengan melihat infrastruktur yang masih belum memadai di Indonesia," kata Wakil Menteri Desa PDTT Budi Arie Setiadi, Jumat (17/7).
Karenanya, pemerintah akan menggenjot infrastruktur komunikasi. Perluasan jaringan internet menjadi salah satu sasarannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan pemerintah menargetkan untuk mengaktivasi jaringan internet di 275 desa di Pulau Jawa pada akhir 2020. Selanjutnya, seluruh desa yang belum tersambung internet sebanyak 13.577 desa ditargetkan terhubung dengan internet pada akhir 2024.
Ia berharap setiap desa memiliki kecepatan internet minimal 400 Mbps di 2024. Dengan demikian, masyarakat bisa mengakses jaringan internet untuk kebutuhan paling dasar.
"Ini gambaran perjuangan kami dalam 4 tahun ke depan. Tentu tidak mudah, perlu tenaga dan semangat besar serta kerja sama yang baik dari semua pihak yang terlibat tapi yang utama adalah partisipasi masyarakat desa," katanya.
Menurutnya, infrastruktur internet merupakan hal utama penunjang digitalisasi ekonomi desa. Upaya digitalisasi ekonomi desa perlu didorong guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia ditaksir memiliki potensi ekonomi digital hingga US$110 miliar setara Rp1.200 triliun pada 2025. Oleh sebab itu, dengan program digitalisasi ekonomi desa, maka desa-desa di Indonesia tidak hanya menjadi pasar dari potensi tersebut.
"Kalau ada peningkatan 10 persen penetrasi internet di desa menyumbang 1 persen bagi pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Itulah pentingnya pengembangan infrastruktur digital di desa," katanya.