Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp402,6 triliun pada semester I 2020. Realisasi yang terjadi di tengah penyebaran virus corona itu mencapai 49,3 persen dari target investasi tahun ini yang sebesar Rp817,2 triliun.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan jumlah investasi pada semester I 2020 naik tipis 1,8 persen dibandingkan dengan posisi semester I 2019 yang sebesar Rp395,6 triliun.
Bahlil merinci realisasi investasi itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp207 triliun atau 51.4 persen dari target dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp195,6 triliun atau 48,6 persen dari target. Realisasi PMDN naik 13,2 persen, sedangkan PMA turun 8,1 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Capaian ini sudah tentu bukan rencana BKPM. Kuartal II 2020 ini berat. Ini periode berat. Kami bekerja sangat maksimal, kami datangi satu-satu investor," ungkap Bahlil dalam video conference, Rabu (22/7).
Ia menjelaskan realisasi investasi khusus kuartal II 2020 hanya sebesar Rp191,9 triliun. Angkanya turun 4,3 persen dibandingkan dengan posisi kuartal II 2019 yang mencapai Rp200,5 triliun.
"Rencana BKPM realisasi investasi lebih dari Rp200 triliun pada kuartal II 2020. Tapi karena sekarang kondisi pandemi virus corona makanya sangat berat," jelas Bahlil.
Berdasarkan sektor, data secara keseluruhan semester I 2020 terlihat aliran investasi terbesar mengalir ke transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai Rp76,3 triliun atau 19 persen dari total investasi. Kemudian, investasi mengalir ke sektor listrik, gas, dan air sebesar Rp48,5 triliun atau 12 persen dari total investasi.
Lalu, ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya Rp45,2 triliun atau 11,2 persen dari total investasi. Disusul dengan sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp33 triliun atau 8,2 persen, serta industri makanan sebesar Rp29,6 triliun atau 7,4 persen dari realisasi investasi.
Berdasarkan negara asal, aliran modal umumnya berasal dari Singapura mencapai US$4,7 miliar atau 34,4 persen dari total investasi. Disusul dari China sebesar US$2,4 miliar atau 17,9 persen, Hong Kong US$1,8 miliar atau 13,2 persen, Jepang US$1,2 miliar atau 8,9 persen, dan Malaysia US$800 juta atau 5,9 persen.
Sisanya, datang dari negara-negara lain dengan akumulasi US$2,7 miliar atau 19,7 persen dari total investasi.
Dari investasi ini, penyerapan tenaga kerja tercatat sebanyak 566.194 orang. Penyerapan tenaga kerja ini dilakukan untuk 57.815 proyek.