Pemerintah memutuskan memberikan relaksasi abonemen listrik bagi pelanggan PT PLN (Persero) sektor sosial, bisnis, dan industri. Keringanan paket berlangganan tersebut dikecualikan dari pelanggan rumah tangga kapasitas 450 VA yang digratiskan dan 900 VA subsidi yang didiskon 50 persen.
"Tadi disetujui pemberian subsidi listrik selain untuk penghasilan rendah yang sudah diperpanjang sampai Desember 2020 nanti," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam video conference, Senin (27/7).
Lebih lanjut ia menjelaskan jumlah pelanggan listrik PLN sektor sosial tercatat 112 ribu, sektor bisnis 330 ribu pelanggan, dan industri sebanyak 28 ribu pelanggan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila mengacu biaya minimum, maka pelanggan sektor sosial sejatinya membayar Rp521,7 miliar, pelanggan bisnis membayar Rp2,37 triliun, dan pelanggan industri Rp2,7 triliun. Secara total, mereka harus membayar Rp5,6 triliun.
Namun, sambung Airlangga, apabila mereka membayar sesuai penggunaan, pelanggan sosial hanya perlu membayar Rp235,8 miliar, pelanggan sektor bisnis membayar Rp1,69 triliun, dan industri Rp1,3 triliun.
"Sehingga, yang dibayar pemerintah Rp3 triliun, dengan rincian Rp285 miliar untuk pelanggan listrik sosial, Rp1,3 untuk pelanggan listrik bisnis, dan Rp1,4 triliun untuk pelanggan listrik sektor industri," kata Airlangga.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan menggratiskan tagihan listrik pelanggan rumah tangga golongan 450 VA selama April, Mei, dan Juni.
Kebijakan ini kemudian diperpanjang hingga akhir tahun demi membantu pemulihan ekonomi masyarakat di tengah tekanan pandemi virus corona. Berdasarkan catatan PLN, pelanggan listrik 450 VA sebanyak 24 juta rumah tangga.
Sementara, pelanggan listrik kapasitas 900 VA subsidi mendapatkan diskon tagihan sebanyak 50 persen. Jumlah pelanggan kelompok ini, sesuai data PLN, sebanyak 7 juta rumah tangga.