Harga minyak mentah global menguat pada perdagangan Senin (27/7), waktu Amerika Serikat (AS), ditopang harapan pasar bahwa pemberian stimulus akan membantu merevitalisasi ekonomi negeri Paman Sam.
Kendati demikian, kenaikannya dibatasi oleh peningkatan kasus virus corona dan ketegangan antara AS-China.
Mengutip Antara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 31 sen menjadi US$41,60 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September bertambah tujuh sen menjadi US$43,41 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Arus Modal Keluar Diramal Tekan Laju IHSG |
Partai Republik AS diperkirakan meluncurkan paket bantuan penanganan covid-19 senilai US$1 triliun.
Analis Senior Grup Price Futures Phil Flynn mengatakan lebih banyak dana bantuan diharapkan bisa mendorong belanja barang dan jasa masyarakat.
"(Dana bantuan) itu akan mendorong lebih banyak permintaan bensin, lebih banyak perjalanan dan lebih banyak belanja," ujarnya.
Namun, katalis positif pemberian stimulus itu tertahan ketegangan baru antara AS-China.
Kedua negara menutup perwakilan konsulat di Houston dan Chengdu, sehingga investor beralih ke aset aman (safe haven), seperti emas dan obligasi. Sebaliknya, investor beramai-ramai menjauhi aset-aset berisiko seperti minyak berjangka.
Sebetulnya, permintaan minyak telah meningkat setelah jatuh pada kuartal kedua, namun penguncian kembali wilayah karena kenaikan tingkat infeksi virus membuat pemulihan ekonomi tidak merata.
Sementara itu, kasus global virus corona telah melebihi 16 juta kasus, dan jumlahnya terus melonjak di wilayah AS.
(ulf/sfr)