Corona Tak Melandai September, Ekonomi Diprediksi -0,8 Persen

hrf | CNN Indonesia
Minggu, 02 Agu 2020 03:30 WIB
Pertumbuhan ekonomi minus pada 2020 dikhawatirkan akan membawa Indonesia ke fase resesi dan bisa berujung pada depresiasi ekonomi.
Ekonom UI Fithra Faisal Hastiadi memprediksi ekonomi sepanjang 2020 akan tumbuh negatif jika kasus positif virus corona tak menurun hingga September 2020. Ilustrasi (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi memprediksi ekonomi sepanjang 2020 akan tumbuh negatif di kisaran -0,8 persen sampai -0,2 persen jika kasus positif virus corona (Covid-19) tak menurun hingga September 2020.

"Berdasarkan skenario kami kalau kurvanya tidak melandai sampai September kita akan mulai memasuki pertumbuhan negatif sepanjang 2020. Minus 0,8 persen sampai minus 0,2 persen. Ini benar-benar mengkhawatirkan," ujarnya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan ILUNI UI, Sabtu (1/8).

Faisal mengatakan pertumbuhan ekonomi (PE) yang minus ini akan membawa Indonesia masuk ke fase resesi dan bisa berujung pada depresiasi ekonomi. Dampak jangka panjangnya ekonomi RI akan tumbuh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kondisi tersebut terjadi jika aktor-aktor perekonomian seperti tenaga kerja, industri, dan rumah tangga kehilangan kemampuan ekonomi dan produktivitasnya atau mengalami economic hyteresis.

"Ini yang harus kita waspadai. Jangan sampai resesi berujung depresi ekonomi. Harus ditopang harus segera (di kuartal tiga 2020)," ujarnya.

Faisal mengatakan selain memaksimalkan program stimulus dan insentif yang telah dirancang, pemerintah juga harus mempertimbangkan variabel kesehatan dalam menentukan sektor ekonomi mana saja yang akan dibuka.

Ia menyebut pelonggaran aktivitas sosial dan ekonomi yang serampangan akan membuat pengendalian Covid-19 oleh pemerintah menjadi sia-sia. Kurva kasus positif Covid-19 dipastikan akan kembali meningkat dan sektor-sektor yang telah dibuka terpaksa harus kembali ditutup.

"Ketika infection rate naik maka ini tentunya akan menghambat aktivitas ekonomi jangka menengah dan panjang," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut perekonomian dunia masih tidak menentu dan revisi proyeksi bisa dilakukan kapan saja mengikuti perkembangan di tengah pandemi virus corona.

Meski sejumlah lembaga internasional mengelompokkan Indonesia ke dalam negara-negara yang perekonomian bisa pulih lebih cepat, ia meminta jajarannya tetap mewaspadai gelombang kedua kasus Covid-19.

"Tetap harus waspada, kemungkinan dan antisipasi kita terhadap risiko terjadinya gelombang kedua dan masih berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global 2021," kata Jokowi.

(fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER