Minyak Dunia Tertekan Peningkatan Kasus Infeksi Corona

Antara | CNN Indonesia
Jumat, 07 Agu 2020 07:21 WIB
Harga minyak dunia melemah ke level harga tertinggi dalam lima bulan terakhir akibat tertekan kekhawatiran pasar atas kasus corona di dunia.
Minyak dunia jatuh dari level harga tertinggi 5 bulan terakhir ini karena virus corona. Ilustrasi. (iStock/bomboman).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak tertekan ke bawah level tertinggi lima bulan pada akhir perdagangan Kamis (6/8) waktu Amerika Serikat (AS) atau Jumat (7/8) pagi WIB.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun delapan sen menjadi ditutup di level US$45,09 per barel. Sementara itu minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 24 sen ke US$41,95 per barel.

Sebelum melemah, minyak sebenarnya mendapatkan sentimen positif dari pengurangan produksi yang direncanakan Irak. Tetapi, sentimen tak bertahan lama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekhawatiran pasar bahwa permintaan minyak akan melambat akibat penyebaran virus corona kembali membebani pergerakan minyak sehingga harganya kembali tertekan. 

"Semua orang sedang menunggu paket bantuan virus corona untuk memberikan peningkatan pada ekonomi," kata analis senior di Price Futures Group Phil Flynn seperti dikutip dari Antara, Jumat (7/8).

Irak mengatakan akan memperbesar pemangkasan produksi minyak menjadi 400 ribu barel per hari pada Agustus demi mengimbangi kelebihan produksi. Saat bersamaan, pemerintah AS melaporkan stok minyak mentah mereka turun jauh melebihi perkiraan.

Sentimen yang sempat ditambah pelemahan dolar AS itu sempat mendongkrak minyak ke level harga tertinggi sejak 6 Maret. 

[Gambas:Video CNN]

Namun di tengah sentimen itu, perhatian pasar kembali berubah dan tertuju pada kenaikan kasus virus corona.

Investor minyak juga tetap waspada terhadap peningkatan persediaan produk olahan AS ketika para gubernur bank sentral AS mengatakan kebangkitan kasus virus corona memperlambat pemulihan ekonomi di konsumen minyak terbesar dunia itu.

"Dalam jangka menengah, permintaan yang lemah kemungkinan akan lebih banyak membebani daripada sentimen positif (mendukung), itulah sebabnya kami memperkirakan harga akan terkoreksi dalam waktu dekat," kata analis Commerzbank Eugen Weinberg.

(agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER