Kementerian ESDM menunjukkan kekhawatiran terhadap harga minyak mentah usai ledakan di pelabuhan utama Beirut, Libanon. Kekhawatiran yang dimaksudkan ialah terganggunya pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.
Apalagi, harga minyak sempat melompat dalam dua pekan terakhir sebelum ledakan terjadi. Kenaikan tersebut dipicu oleh kondisi geopolitik Timur Tengah.
Namun demikian, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial tetap berharap kenaikan harga minyak tidak akan berlanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harapkan situasinya tidak merembet kemana-mana, karena memang salah satu ketidakpastian harga minyak itu geopolitik. Kami harap betul-betul tidak merembet kepada sesuatu yang sifatnya perang, obat, non-OPEC dan lain sebagainya," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/5).
Dalam jangka pendek, Ego memastikan ledakan Beirut tidak berdampak signifikan terhadap harga minyak di dalam negeri.
Sebab, Indonesia sudah melakukan impor besar-besaran ketika harga minyak jatuh pada Maret lalu.
"Di saat covid-19 kami sempat stock (pasok) minyak. Kami harapkan enggak terlalu berdampak," tuturnya.
Diketahui, ledakan besar yang mengakibatkan kebakaran besar di dekat kota Beirut terjadi pada Selasa (3/8) lalu tepat pukul 18.07 waktu setempat.
Setidaknya, 78 orang dinyatakan meninggal dalam insiden tersebut. Sedangkan korban luka mencapai angka 4.000 orang.
Lihat juga:Stimulus Baru AS Dorong Harga Minyak Dunia |
Kepala keamanan umum Libanon mengatakan ledakan tersebut berasal dari gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat yang berdaya ledak tinggi. Bahan kimia itu disimpan di gudang selama enam tahun terakhir dan merupakan barang sitaan dari sebuah kapal.
Hal ini diungkap setelah sebelumnya ada laporan berbeda terkait asal mula ledakan. Awalnya kebakaran dikira terjadi karena sebuah gedung dekat pelabuhan yang banyak menyimpan petasan.
Kebakaran yang disebabkan dari ledakan tersebut terbilang dahsyat hingga merusak bangunan berjarak 10 kilometer (km) dari sumber ledakan. Kaca dan puing-puing berserakan di sepanjang jalan di Beirut.