Pertamina Beberkan Strategi Transisi Energi Subholding EBT

CNN Indonesia
Selasa, 11 Agu 2020 07:37 WIB
PT Pertamina (Persero) menyiapkan tiga strategi transisi energi fosil ke EBT yang akan dijalankan oleh subholding perseroan.
PT Pertamina (Persero) menyiapkan tiga strategi transisi energi fosil ke EBT yang akan dijalankan oleh subholding perseroan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) merancang tiga strategi untuk bertransformasi dari energi fosil (fosil fuel) ke energi baru terbarukan (EBT). Strategi itu terdiri dari pemanfaatan bahan baku (managing base), akselerasi pertumbuhan (accelerate growth) serta peningkatan kapasitas produksi (scale up and expand).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan strategi tersebut akan dilakukan oleh subholding power and new and renewable energy yang memang difokuskan untuk bisnis EBT, di luar bisnis eksisting perusahaan yakni sektor minyak dan gas (migas).

"Karena pada saat yang bersamaan secara simultan kita harus tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja dari suplai energi minyak dan gas tetapi kami juga harus mulai mengembangkan EBT akan melakukan akselerasi dari pengembangan ini," ucap Nicke dalam diskusi virtual, Senin (10/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nicke menuturkan perseroan tak boleh ketinggalan dengan perusahaan-perusahaan migas internasional yang telah memiliki cetak biru pengembangan EBT. Ia menyebut, misalnya, perusahaan migas asal Inggris British Petroleum yang banyak menghabiskan investasinya untuk energi hijak (green energy).

"BP ini mereka banyak melakukan pengembangan, sekitar 40 persen dalam portofolio migas mereka jual dan mereka investasi lebih banyak di green energy di gas dan juga kalau karbon energi lainnya jadi inilah yang dilakukan perusahaan perusahaan migas di dunia," ucapnya.

Di Pertamina sendiri, kata Nicke, transisi sudah dilakukan dengan mengoptimalkan sumberdaya yang ada di dalam negeri. Hal tersebut penting untuk mencapai kemandirian energi dalam proses transisi energi baru terbarukan.

"Jadi kalau yang mau kami capai bukan hanya ketahanan saja tapi kedaulatan dan kemandirian. Maka dari itu, penggunaan domestic market adalah yang utama," terangnya.

Ia mencontohkan, misalnya, Pertamina telah menggandeng PT Inalum (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk memproduksi baterai kendaraan listrik yang bahan bakunya melimpah di dalam negeri.

Di samping itu, perusahaan migas pelat merah ini juga mengembangkan bisnis petrokimia yang terintegrasi dengan kilang perusahaan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat-obatan dalam negeri.

"Kami akan bekerja sama dengan perusahaan farmasi untuk membangun output ini di Kilang Cilacap dan yang akan kami kembangkan ke kilang yang lainnya. Jadi banyak yang akan kita lakukan untuk mengembangkan hilirisasi domestic resource di Indonesia," imbuhnya.

Di sisi lain, perusahaan juga terus mengembangkan biofuel dengan menggandeng perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Salah satu produk yang jadi andalan, kata Nicke, adalah biodiesel berbahan baku kelapa sawit.

"Kita ini negara yang sangat kaya dengan sawit. Selain kita bisa produksi dan kita olah jadi green energy, limbahnya bisa kita olah jadi biogas yang bisa kita olah jadi LNG. Jadi, kita jadikan crude palm oil bahan baku energi, bukan sekedar bahan baku pangan," tandasnya

[Gambas:Video CNN]



(hrf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER