Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga menyatakan tenaga medis akan mendapatkan prioritas suntikan vaksin corona.
Saat ini, vaksin covid-19 buatan Sinovac, China, sedang menjalani uji klinis tahap oleh PT Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran.
"Prioritas adalah tenaga medis. Kemudian, masyarakat di zona merah dan kemudian seluruh masyarakat secara bertahap," kata Arya di Kantor Bio Farma, Bandung, Rabu (11/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arya menuturkan, kapasitas Bio Farma dalam memproduksi vaksin sudah tak perlu diragukan lagi. Perusahaan pelat merah itu sudah memiliki kemampuan memproduksi 100 juta dosis vaksin per tahun.
Dengan hadirnya mesin dan gedung baru pada Desember mendatang, jumlah kapasitas produksi vaksin menjadi 250 juta dosis per tahun.
Adapun uji klinis tahap III dijadwalkan selesai Januari. Sedangkan kemungkinan baru dapat diedarkan pada Maret 2021 setelah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).
Selain melalui jalur kerja sama internasional, Arya mengaku kebutuhan vaksin Covid-19 juga akan terpenuhi dengan vaksin merah putih. Kandidat vaksin buatan anak negeri ini terus dikebut tahapan uji klinisnya.
Arya mengatakan, apabila bahan baku vaksin covid-19 masih dirasa kurang maka masih ada calon bahan baku lainnya seperti dari Bill Gates atau bahkan dari India dan Australia.
"Jadi saya kira bahan baku akan aman, belum lagi dari merah putih. Kami sudah memetakan kapan mulai dilakukan vaksinasi secara bertahap melalui Kementerian Kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto menuturkan, pihaknya akan menyediakan vaksin covid-19 sesuai yang dibutuhkan pemerintah. Soal distribusi, pihak Kementerian Kesehatan yang mengatur.
"Kami enggak tahu apakah nanti ada skala prioritas, apakah tenaga kesehatan dulu yang harus divaksin karena sebagai garda terdepan penanggulangan covid, atau daerah yang zona merah hitam atau merah," ujarnya.
Bambang menyatakan, tugas perseroan saat ini adalah memproduksi vaksin.
"Jadi tugas Bio Farma menyiapkan vaksinnya kalau distribusi kami serahkan ke pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan," katanya.