PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan telah menyalurkan kredit untuk sektor riil padat karya serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp26,9 triliun dari celengan atau penempatan dana pemerintah per 13 Agustus 2020.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar memaparkan kredit itu disalurkan untuk sektor riil padat karya sebesar Rp17,4 triliun. Kemudian, Rp9,4 triliun sisanya disalurkan kepada UMKM.
"Realisasi ini 88,3 persen dari target yang sebesar Rp30,39 triliun," ucap Royke dalam video conference, Rabu (19/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Royke menyatakan kredit itu disalurkan untuk beberapa sektor, seperti pengolahan sebesar Rp13,2 triliun, perdagangan Rp5,7 triliun, pertanian dan kehutanan Rp1,4 triliun, konstruksi Rp1,1 triliun, dan lain-lain Rp5,5 triliun.
Ia bilang Bank Mandiri mendapatkan jatah Rp10 triliun dari pemerintah. Dari dana tersebut, perusahaan harus menyalurkan kredit tiga kali lipat, yakni mencapai Rp30 triliun.
"Jadi kami siapkan dana pendamping dari kami sendiri Rp20 triliun," imbuh Royke.
Menurut dia, kredit itu disalurkan kepada nasabah baru dan eksisting. Royke mengklaim tak ada larangan dari pemerintah untuk menyalurkan kredit ke nasabah eksisting.
"Kami juga tidak ada larangan untuk berikan ke nasabah existing atau ke restrukturisasi, bahkan ke nasabah-nasabah restrukturisasi yang butuh tambahan modal kerja itu juga kami berikan," ucap Royke.
Kemudian, Royke menyatakan Bank Mandiri melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp119,3 triliun per 13 Agustus 2020. Restrukturisasi kredit diberikan kepada 545.692 nasabah.
Rinciannya, restruktrisasi kredit diberikan untuk 143 nasabah di segmen wholesale dengan nilai sebesar Rp61,7 triliun, 324.085 nasabah di segmen UMKM dengan nilai Rp32,6 triliun, dan 221.464 nasabah di segmen ritel dengan nilai Rp25 triliun.
(aud/agt)