Sosok-sosok Cemas di Balik Sinyal Kuat Resesi Sri Mulyani

CNN Indonesia
Rabu, 26 Agu 2020 19:06 WIB
Sebagian warga mulai mempersiapkan pundi-pundi keuangannya untuk menghadapi kemungkinan resesi pada tahun ini.
Sebagian warga mulai mempersiapkan pundi-pundi keuangannya untuk menghadapi kemungkinan resesi pada tahun ini. Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pekerja lepas macam Donny mungkin tak cukup mengerti istilah resesi yang diucapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani di saat pandemi corona.

Bisa jadi dirinya terlalu sibuk untuk menyelamatkan nasibnya sendiri usai pekerjaan kreatif di bidang iklan mulai sepi setelah corona menyerang Indonesia, Maret lalu.

Sri Mulyani sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI bakal minus 2 persen pada Kuartal III/2020, setelah kuartal sebelumnya mencapai minus 5 persen. Jika pertumbuhan ekonomi pada Juli-September mengalami minus kedua kalinya, Indonesia sah masuk resesi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Resesi sih tahu tapi enggak paham banget. Cuma tahu ekonomi lagi lesu aja. Khawatir pasti sih, kalau sepi terus kan job (pekerjaan) juga makin kurang," katanya, Rabu (26/8).

Belum resesi saja Donny sudah mulai kebingungan menutupi kebutuhannya sehari-hari.Saat ini, ia masih dapat bertahan dengan mengambil semua proyek yang datang walaupun banting harga.

"Kalau kepepet ya jual aset," jawabnya.

Dia memahami kondisi ekonomi lesu gara-gara virus corona. Namun Donny menyayangkan penanganan pemerintah saat ini karena kasus positif corona belum jua berakhir.

Sri Mulyani sebelumnya memperkirakan resesi bakal terjadi pada tahun ini.

"Kami melihat di kuartal III, down side-nya ternyata tetap menunjukkan suatu risiko yang nyata, jadi untuk kuartal III kami outlook-nya antara 0 persen hingga negatif 2 persen," ujar Ani saat konferensi pers virtual, Selasa (25/8).

Masalah lainnya muncul ketika penyaluran dana bantuan tak jua maksimal turun bawah. Hal inilah yang membuat Presiden Jokowi geram saat rapat bersama para pembantunya.

Jurus Hemat

Sementara itu, pebisnis di lapak daring Lysa menyatakan dirinya tak heran jika Indonesia terkena resesi. Walaupun pendapatannya masih aman, namun dia harus mengeluarkan jurus berhemat.

"Saya saja yang pendapatan normal masih tahan-tahan belanja, apalagi yang gajinya turun. Wajar kalau resesi, pada nahan belanja," katanya.

Selain mengelola bisnis daring kecil-kecilan, dia juga mulai memasarkan kue-kue secara online untuk menambah pemasukan.

Tak selalu berdampak buruk, pandemi juga mendatangkan berkah tersendiri. Karena sering beraktivitas di rumah, ia jadi mulai belajar berinvestasi dan mengenal produk-produk keuangan.

Ia pun tak mau terlalu menggantungkan nasibnya di tangan pemerintah jika krisis terjadi. Dia ingin menyelamatkan keluarga kecilnya dengan tangannya sendiri.

"Enggak boleh hanya menunggu pemerintah, harus berdaya, cari peluang baru," katanya.

Ia mengatakan dirinya sering membaca pemberitaan soal Kepala Negara yang marah-marah ke jajaran Menteri terkait dengan penyaluran dana bagi yang terdampak corona.

"Saya berharap para menteri lebih fokus. Peduli pada rakyat kecil, langsung ke lapangan melihat keadaan masyarakat seperti apa. Kesusahan kami, penderitaan kami," katanya.

[Gambas:Video CNN]



(wel/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER